STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (8): Ahmad Faishal dan Deny Tri Aryanti, Menanti Di Ruang Tunggu

Rabu 20-08-2025,08:00 WIB
Reporter : Agustinus Fransisco
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Dalam Prodi Seni Teater, Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya mempunyai banyak dosen unggulan. Dua di antaranya Ahmad Faishal dan Denny Tri Arianti. Keduanya mempunyai segudang prestasi. 

STKW dikenal sebagai gudang seniman dan karya-karya yang patut diacungi jempol. Berikut profil singkat dua dosen STKW berprestasi.

Ahmad Faishal 

Faishal menempuh pendidikan dasar hingga SMA di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo. Latar belakang kebudayaan Madura menjadi pijakan dalam karya-karyanya.

BACA JUGA:STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (7): Trinil Windrowati, Mengabdi dan Terus Berkarya

Ia melanjutkan studi ke Fakultas Sastra Universitas Airlangga, jurusan Sejarah. Sejak itu, ia tak pernah terpisahkan dari dunia seni.


Ahmad Faishal (paling kanan) dosen prodi Seni Tari STKW. Ia tak hanya mengajar. Tapi juga meneliti dan aktif berkarya seni.-Ahmad Faishal-

Di sana, ia aktif di teater kampus. Menjadi ketua UKM Teater Unair dan mewakili Pekan Seni Mahasiswa Nasional. Faishal pun aktif menulis. Ia mempublikasikan puisi, cerpen, dan kritik seni di media nasional. 

Buku antologi sastranya diterbitkan bersama penyair nasional. Karya-karya puisinya dibukukan dalam antologi berjudul Puisi Tak Pernah Pergi.

BACA JUGA:STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (6): Dedikasi Tanpa Henti Nuzurlis Koto dan Agung Tato Suryanto

Bahkan novelnya berjudul Keroncong Cinta memenangkan lomba RANESI dan diterbitkan oleh Grasindo. Itu sebuah prestasi besar saat masih kuliah S1.

Setelah meraih gelar S2 di bidang Kajian Sastra dan Budaya Unair, Faishal membawa pengalaman akademik yang lebih sistematis ke STKW. Ia mengajar dengan pendekatan multidisipliner. Menggabungkan sejarah, budaya, dan etnografi. 

Faishal sudah dua kali ia meraih hibah Penelitian Dosen Pemula (PDP). Kemudian membimbing mahasiswa skripsi dengan metode yang kuat. Namun, pijakan utamanya adalah penciptaan karya. 

BACA JUGA:STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (5): Terancam Hadirnya ISI di Banyuwangi

Pada 2021, ia bersama Moh. Hariyanto menciptakan dance film Songkok, yang meraih penghargaan internasional dari SEACN 3 Challenge Award.

Puncaknya datang pada 2022, ketika ia mendapatkan hibah dari Dana Indonesia untuk menciptakan pertunjukan A Remoh.

Kategori :