Itu bukan lomba. Tapi seleksi ketat untuk mewadahi suara-suara baru dalam musik tradisi. Ya, Yuddan mewakili Jawa Timur.
BACA JUGA:STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (5): Terancam Hadirnya ISI di Banyuwangi
“Itu yang menurut saya paling monumental. Karena kompetitornya dari seluruh Indonesia. Dan kami mewakili jawa timur,” jelas Yuddan.
Salah satu karya paling dikenangnya adalah Jember Indah Mempesona, lagu ikonik yang kini menjadi jingle identitas kabupaten Jember.
Lagu itu bukan sekadar hiasan. Tapi bukti bahwa seni tradisi bisa menjadi bagian dari pembangunan identitas daerah.
BACA JUGA:STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (4): Eksis dalam Bayang-Bayang Ketidakpastian
Yuddan juga aktif di belakang layar. Ia pernah membantu produksi musik di berbagai pertunjukan. Termasuk di SMKN 12 Surabaya.
Ia percaya, seni bukan hanya soal tampil di panggung. Tapi juga soal mendukung ekosistem seni dari dalam.
Namun di balik semua pencapaian itu, Yuddan menyimpan kekhawatiran mendalam: masa depan seni di Jawa Timur.
BACA JUGA:STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (3): Aktif Jalin Kerja Sama Internasional
Baginya, STKW sebagai satu-satunya kampus seni swasta di Jawa Timur harus segera menjadi perguruan tinggi negeri.
Gelar Komposer di Taman Budaya Jawa Timur pada 2022. Tampak Yuddan Fijar memainkan alat musik tradisional.-Yuddan Fijar-
“Dengan kekayaan budaya yang dimiliki provinsi ini, mustahil kita tidak memiliki perguruan tinggi seni negeri yang bisa mencakup semua kebutuhan seni di wilayah ini,” tegasnya.
Ia melihat bagaimana minat mahasiswa masih lebih tertarik untuk masuk ke kampus negeri, meski kurikulumnya tidak selalu fokus pada seni murni.
BACA JUGA:STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (2): Jumlah Mahasiswa Anjlok
“Lulusan SMK karawitan malah masuk ke jurusan bahasa daerah di UNESA. Tentu yang diajarkan bukan musik tradisional. Itu membuat mereka kehilangan fokus,” terang dosen 34 tahun itu.