Gerakan Semesta Pemuda Melawan Korupsi
 
                                    ILUSTRASI Gerakan Semesta Pemuda Melawan Korupsi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
TANGGAL 28 Oktober 1928 merupakan salah satu peristiwa paling bersejarah dalam lintasan perjalanan bangsa Indonesia. Persitiwa tersebut menjadi salah satu embrio paling penting dalam sejarah lahirnya Indonesia. Dan, pemuda memiliki peran sangat besar di dalamnya.
Bapak Proklamator RI Ir Soekarno pernah mengatakan, ”beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan aku guncang dunia”. Ungkapan heroik tersebut diserukan karena melihat potensi yang begitu besar yang ada pada diri kaum muda dalam perjuangan untuk membangun suatu bangsa dan negara yang merdeka, maju, dan berdaulat.
Ungkapan heroik tersebut kiranya sangat tepat terus digelorakan kaum muda dalam agenda gerakan semesta perang melawan korupsi. Kaum muda harus menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan bangsa ini dari kejahatan korupsi. Momentum Sumpah Pemuda kali ini dapat dimanfaatkan para pemuda untuk terus mengampanyeken gerakan antikorupsi.
BACA JUGA:Sumpah Pemuda dan Kisah Lain Mencari Format Bahasa Nasional
BACA JUGA:Simbolisasi Pemuda dalam Sastra
Saat ini Indonesia sedang berada dalam kondisi serbadarurat, setidaknya darurat korupsi dan darurat narkoba. Terkait dengan darurat korupsi, Indonesia saat ini sedang dikepung masalah korupsi yang sudah begitu mengendemik.
Korupsi menyebar, baik secara vertikal maupun horizontal, dilakukan elite pusat sampai daerah.
Mengguritanya korupsi itu pernah diungkapkan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafi’i, ”korupsi sudah sedemikian kuat membelenggu kita, mulai istana sampai ke kantor kelurahan, sejak bangun tidur hingga menjelang tidur lagi, sejak lahir sampai meninggal. Merambah dari tempat ibadah sampai ke toilet”.
BACA JUGA:Refleksi Hari Sumpah Pemuda 2025: Dua Wajah di Lini Masa, Potret Generasi Gelisah
BACA JUGA:Pemuda Bunuh Pacar yang Dihamili: Ini Problem Nasional
Persoalan korupsi yang begitu akut itu menjadikan bangsa ini bagaikan tubuh tak berdarah: lumpuh, tak bisa berjalan, apalagi berlari untuk mencapai kemajuan bangsa dan kesejahteraan masyarakat. Korupsi menjadi virus endemik yang sangat mematikan organ-organ tubuh bangsa ini
DARURAT KORUPSI
Salah satu produk kebijakan reformasi adalah adanya desentralisai kekuasaan dan keuangan. Namun, desentralisasi kekuasaan dan keuangan daerah itu tidak melahirkan kekuasaan dan anggaran daerah yang mengabdi kepada rakyat, tetapi, dalam fakta empirisnya, malah lebih untuk mengabdi kepada dirinya dan kepentingan kelompoknya.
Lahirlah apa yang sering dinamakan desentralisasi korupsi. Otonomi daerah tidak dapat dimungkiri telah melahirkan raja-raja kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
 
                         
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                                 
                                                 
                                                