Gerakan Semesta Pemuda Melawan Korupsi

Gerakan Semesta Pemuda Melawan Korupsi

ILUSTRASI Gerakan Semesta Pemuda Melawan Korupsi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

GERAKAN SEMESTA PERANGI KORUPSI

Korupsi merupakan extraordinary crimes sebagaimana kejahatan terorisme dan narkoba. Daya rusaknya pun sangat besar dan multidimensional, termasuk dapat menghancurkan masa depan bangsa. 

Karena itu, perlu ada cara-cara perlawanan yang juga luar biasa, termasuk dengan penegakan hukumnya (extrajudicial action). Gerakan semesta pun harus terus digelorakan untuk perang melawan korupsi. 

Para pemuda pun memiliki peran sangat penting dan strategis untuk menjadi pelopor gerakan semesta perang melawan bahaya (laten dan manifes) korupsi.

Gerakan semesta pemuda melawan korupsi dapat dilakuakan dengan berbagai cara dan bentuk kegiatan. Semua kegiatan pemuda harus berperspektif antikorupsi. Jadikan korupsi sebagai musuh bersama (common enemy). 

Gerakan itu harus terus dikampanyekan di lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah-sekolah. Misalnya, dapat memasukan materi antikorupsi dalam setiap materi belajar siswa dan kegiatan siswa di sekolah. 

Sibukkan para pemuda/remaja sekolah dengan kegiatan positif dan kreatif untuk melawan bahaya korupsi. Gerakan kantin kejujuran di sekolah dapat menjadi salah satu role model pembelajaran antikorupsi di sekolah. 

Gerakan semesta ”perang melawan korupsi” juga dapat dikampanyekan di komunitas-komunitas pemuda yang ada dan berkembang di tengah masyarakat saat ini. 

Para pemuda, dengan potensinya yang sangat besar, dapat mengajak dan membangun kesadaran bersama semua elemen masyarakat untuk bersama-sama berkomitmen, berpikir, dan bergerak untuk memerangi ”bahaya mematikan” tersebut. 

Jangan memberikan celah, apalagi ruang bebas, bagi para pemuda dan pihak-pihak lain untuk bermain-main dengan korupsi. 

Selain gerakan perang melawan korupsi secara sistematis, terstruktur, dan masif, perang melawan korupsi dapat dilakukan para pemuda. 

Yakni, menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan positif yang penuh kreativitas, inovasi, dan berorientasi pada prestasi (misalnya, produksi film-film antikorupsi, pergelaran seni-budaya antikorupsi). 

Akhirnya, terus kampanyekan ”say no to corrupt!!!” kepada siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Menyelamatkan pemuda (dari bahaya korupsi) saat ini berarti menyelamatkan masa depan Indonesia dari kehancuran. (*)

*) Umar Sholahudin adalah dosen sosiologi korupsi, Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: