Tekanan dari Lingkungan Sosial: Ekspektasi yang begitu tinggi dari keluarga, kerabat atau teman dapat menyebabkan tekanan dan memicu perasaan gagal jika tidak sesuai dengan ekspektasi yang diinginkan.
BACA JUGA: Kebiasaan yang Menjadi Tanda-tanda Gangguan Kesehatan Mental
Ketidakpastian Masa Depan: Tujuan hidup yang masih belum terarah dapat menimbulkan kecemasan akan masa depan. Selain itu, perkembangan teknologi yang semakin maju dengan berbagai perubahan yang sangat cepat membuat kebingungan dan sulit memprediksi masa depan.
Masalah Keuangan: Kesulitan memenuhi kebutuhan dengan gaji yang sedikit dapat menjadi sumber stres. Apalagi dengan berkembangnya zaman, biaya kebutuhan semakin tinggi, berbanding terbalik dengan pemasukan.
Mencintai dan menghargai diri sendiri menjadi cara sederhana untuk mengurangi dampak quarter life crisis--freepik.com
Ketidakpuasan Dalam Pekerjaan: Terjebak dalam rutinitas yang tidak sesuai dengan minat dan bakat dapat menjadi pemicu quarter life crisis.
BACA JUGA: Memahami Mental Block: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Ketidakmampuan Beradaptasi: Kesulitan beradaptasi mengimbangi perubahan lingkungan yang baru dapat menjadi pemicu rasa stres dan keraguan dalam kemampuan diri sendiri.
Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini akan menimbulkan dampak negatif dalam diri sendiri, seperti terganggunya kesehatan mental, kesehatan fisik menurun, hubungan sosial yang memburuk bahkan dapat menurunkan produktivitas diri.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali diri sendiri lebih dalam dengan melakukan kegiatan yang membahagiakan, menghentikan kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan mulai berfokus pada diri sendiri.
BACA JUGA: Mengenal Mental Fatigue, Kelelahan Mental Seolah Telah Melakukan Aktivitas Fisik yang Berat
Selain itu, Anda dapat meminta bantuan dukungan kepada keluarga, kerabat atau teman tentang rencana yang akan dilakukan. Ingatlah setiap orang memiliki jalannya sendiri, sehingga perlu untuk mencintai diri sendiri dan menghargai setiap proses yang telah dan akan dilakukan.
Bukan sebagai kegagalan, fase ini justru dapat menjadi pembelajaran dalam tumbuh dan berkembang. Walaupun tidak dapat dilewati dengan mudah, tidak semua keterlambatan itu buruk dan tidak semua yang cepat adalah baik. (*)
*) Mahasiswa Magang Prodi Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya.