Tanpa harus berteriak-teriak tentang pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa. Mereka mewujudkan spirit kebangsaan itu tidak hanya dalam pemikiran. Tetapi, juga tindakan.
Mereka seperti tidak tergoda dengan kekuasaan. Namun, bisa menjadi penjaga moral agar kekuasaan terus berada dalam jalur sesuai dengan yang dibayangkan para pendiri bangsa Indonesia.
Hal itu penting ketika tokoh-tokoh yang diharapkan menjadi pegas bagi kekisruhan bangsa ini makin hilang dari radar bangsa.
Alissa Wahid menggambarkan para Gusdurian itu ibarat lidi-lidi yang berhimpun menjadi sapu lidi. Mereka semua bersatu untuk mendampingi akar rumput dan menjaga moral kebangsaan seperti yang pernah diperjuangkan Gus Dur semasa hidupnya. Yang diharapkan bisa menjaga bangsa ini sampai kapan pun juga.
Gusdurian memang bukan kekuatan politik. Apalagi, kekuatan ekonomi. Mereka berhimpun dengan spirit moral dan pemikiran. Dalam penuh kesederhanaan. Tidak dalam gelimang kemewahan. Mereka datang dari berbagai daerah dengan biaya sendiri. Dengan modal semangat dan kebersamaan.
Gusdurian pada akhirnya berkembang menjadi identitas kultural dan ideologi. Ia berarti orang-orang yang mengidentifikasi diri sebagai pengikut, penerus, atau simpatisan nilai-nilai perjuangan Gus Dur. Nilai
pluralisme, demokrasi, keadilan sosial, pembelaan kaum lemah, penghormatan terhadap hak asasi manusia, serta humor dan kebijaksanaan khas Gus Dur.
Gusdurian jelas bukan hanya kumpulan para penggemar Gus Dur. Mereka adalah orang-orang yang berusaha menghidupi spirit Gus Dur dalam kehidupan sosial, politik, agama, dan budaya. Mereka adalah orang-orang yang beririsan dengan pemikiran dan kebijakan Gus Dur.
Dari kumpulan orang-orang itu, terbangun sebuah gerakan sosial dan komunitas. Jaringan yang menjadi
wadah aktivisme sosial-politik, advokasi toleransi, pendidikan demokrasi, dan solidaritas kebangsaan.
Di tengah kekisruhan yang sedang menimpa bangsa Indonesia belakangan ini, Gusdurian menjadi harapan yang tersisa. Sebagai gerakan moral: Jaringan Perajut Bangsa. Masih perlu banyak gerakan seperti itu untuk menjaga negeri ini. (*)