Muthia Datau adalah aktris senior Indonesia yang dikenal sejak era 1980-an dan telah membintangi berbagai film populer. Di antaranya Membakar Matahari (1980), Serangan Fajar (1981), hingga Pengantin Remaja (1982).
Selain film layar lebar, ia juga aktif di sinetron dan FTV dengan peran yang beragam. Terutama sebagai sosok ibu atau nenek yang penuh wibawa.
Dalam film Menjelang Magrib 2: Wanita yang Dirantai, Muthia Datau berperan sebagai Nenek Layla. Dia adalah perwakilan generasi tua yang masih teguh memegang kepercayaan mistik dan adat turun-temurun.
Karakternya digambarkan penuh wibawa, namun keras kepala dalam mempertahankan tradisi yang justru merugikan cucunya sendiri. Nenek Layla menjadi simbol benturan antara kepercayaan lama dengan pandangan modern, sehingga memperkuat konflik utama.
BACA JUGA:Sinopsis Film Horor Pamali: Tumbal, Tuyul Meneror Bioskop Mulai 7 Agustus 2025
5. Ageng Kiwi sebagai Kepala Desa
Profil Ageng Kiwi (Kepala Desa), pemeran film Menjelang Magrib 2: Wanita yang Dirantai.--Instagram @ageng_kiwi_real
Ageng Kiwi adalah penyanyi dangdut, pencipta lagu, sekaligus aktor asal Cilacap yang pernah tampil di berbagai sinetron. Portofolionya mulai Seleb (SCTV) dan Ngantri ke Surga (RCTI).
Ia juga membintangi film Ssst Jadikan Aku Simpanan (2010), Hantu Gudang Cibubur (2013), hingga Jin Khanis (2024). Kini, ia kembali hadir lewat perannya sebagai Kepala Desa dalam film horor terbaru Menjelang Magrib 2: Wanita yang Dirantai (2025).
Dalam film tersebut, Ageng Kiwi memerankan Kepala Desa. Otoritas yang keras memegang tradisi mistik dan budaya lama. Ia digambarkan sebagai pemimpin yang lebih mengutamakan adat daripada kemanusiaan.
Kehadiran Kepala Desa menjadi sumber konflik utama antara generasi muda yang ingin perubahan seperti Giandra dan Rikke. Sehingga menciptakan ketegangan antara rasionalitas modern dan keyakinan tradisional.
Itulah 5 aktor utama Menjelang Magrib 2: Wanita yang Dirantai. Jangan lupa saksikan Menjelang Magrib 2: Wanita yang Dirantai di bioskop mulai 4 September 2025! (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya