Jatuh Bangun Gudang Garam, dari Penguasa Industri Tembakau hingga Laba Terjun Bebas

Minggu 07-09-2025,13:36 WIB
Reporter : Septadera Candra Purnama*
Editor : Mohamad Nur Khotib

HARIAN DISWAY – PT Gudang Garam Tbk (GGRM) merupakan salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia asal Kediri, yang selama puluhan tahun telah menjadi penguasa industri tembakau bersama Djarum dan Sampoerna.

Perusahaan ini didirikan pada 1956 oleh Surya Wonowidjojo (Tjoa Ing-Hwie). Bermula dari usaha rumahan yang memproduksi kretek kelobot dengan merek Inghwie. 

Karena hasil produknya laris dan berkembang pesat, perusahaan ini berganti nama menjadi Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam pada 1958. Konon, nama “Gudang Garam” terinspirasi dari mimpi Surya Wonowidjojo.

BACA JUGA:Gudang Garam Dikabarkan PHK Massal Karyawan, Penjualan Merosot

Diketahui, awalnya perusahaan ini memiliki 3 produk utama, yakni sigaret kretek klobot (SKL), sigaret kretek lingting tangan (SKT) dan sigaret kretek mesin (SKM).

Namun, setelah Surya Wonowidjojo wafat pada 28 Agustus 1985, bisnis ini diteruskan oleh anak-anaknya. Dan di era 1980-an hingga 2023, perusahaan ini mulai memasuki masa kejayaan.

Salah satu produk rokok yang paling laris hingga kini adalah Surya, yakni diambil dari nama sang pendiri. Sampai hari ini, Rokok Surya masih menjadi produk yang paling legendaris dari Gudang Garam.

Pada 1980-an, Gudang Garam sudah mengaryakan pabrik seluas 240 hektare yang menghasilkan jutaan batang rokok setiap harinya, serta memberi setoran cukai besar kepada negara. 

BACA JUGA:Warga Kediri dan Tulungagung Full Senyum! PT Gudang Garam Teken Kerjasama Pembangunan Jalan Tol Kediri – Tulungagung

Tahun 1990, Gudang Garam berhasil menjadi salah satu konglomerasi terbesar di Inonesia. Bahkan, pondasi bisnisnya sangat kuat dan terus mengasilkan keuntungan yang besar.

Tepat pada 27 Agustus 1990, perusahaan ini resmi melantai di 2 pasar modal sekaligus, yakni Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES), yang kini tergabung dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).

Meski menjadi perusahaan publik, namun mayoritas sahamnya tetap dikuasai keluarga melalui PT Suryaduta Investama.

Bahkan, perusahaan ini juga terbukti tangguh saat krisis moneter 1998. Gudang Garam berhasil bertahan karena sebagian besar bisnisnya berada di dalam negeri. Sehingga meminimalisir utang luar negeri.

BACA JUGA:Totalitas PT Gudang Garam di Surabaya Vaganza 2023

Di bawah kepemimpinan generasi kedua, Susilo Wonowidjojo, perusahaan ini terus berkembang dan tidak hanya fokus pada rokok saja, tetapi juga merambah bisnis lain seperti jalan tol, dengan mendirikan PT Surya Kerta Agung.

Kategori :