BACA JUGA:Mutilasi Dukun Lintrik
Sehari-hari Alvi dan Tiara tidak bergaul dengan tetangga kos. Para tetangga kos tidak kenal mereka. Tetangga tahunya, Alvi ngojek dan Tiara di rumah. Keduanya pendiam. Mereka juga tidak pernah mendengar jeritan pembunuhan.
Jasad Tiara ditemukan warga di jurang, pinggir Jalan Raya Pacet–Cangar, Dusun Pacet Selatan, Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Mojokerto, Sabtu siang, 6 September 2025. Persisnya di jurang jalur Mojokerto–Batu. Total ada 65 potongan tubuh.
Potongan-potongan tubuh itu tersebar di radius sekitar 100 meter. Ada telapak kaki kiri, kulit kepala berambut panjang, serta potongan daging tanpa tulang. Semuanya berserak tanpa dibungkus. Kecuali potongan tangan kanan sebatas telapak sampai siku yang dibungkus plastik kuning.
BACA JUGA:Mutilasi Kaliurang Jenis yang Jarang
BACA JUGA:Kasus Mutilasi Koper Merah di Bogor: Pelaku Ditangkap, Motif Tidak Rasional
Unit K-9 Polres Mojokerto mengerahkan anjing Labrador di dasar jurang itu. Terakhir ditemukan potongan tangan kanan itu sehingga identitas Tiara terungkap. Kemudian, polisi melakukan penyelidikan.
Semula polisi mendatangi rumah ortu Tiara di Lamongan. Polisi bertemu ayah Tiara, Setiawan. Setelah diceritakan ciri-ciri fisik korban, Setiawan meyakini bahwa korban adalah anaknya.
Polisi tak banyak dapat info dari situ. Sebab, kata Setiawan, sejak lulus kuliah, Tiara tidak pulang. Kabarnya, Tiara kos dengan pacarnya di Surabaya. Dari situ polisi menemukan lokasi terakhir Tiara, ya di tempat kos Lidah Wetan itu.
BACA JUGA:Misteri Mutilasi Badan Pria di Koper Merah
BACA JUGA:Petualangan Cinta di Mutilasi Bekasi
Polisi memeriksa kamar kos tersebut. Ternyata polisi masih menemukan potongan tubuh manusia di dalam kamar itu. Polisi belum memerinci, apakah itu potongan tubuh Tiara juga? Berapa potongan jumlahnya? Belum diumumkan.
Alvi diperiksa keras. Akhirnya ia mengakui membunuh Tiara. Di kamar kos itu. Ia memukul Tiara dengan palu dan memutilasi dengan pisau dapur di kamar itu. Motifnya belum diumumkan polisi.
Dari konstruksi perkara, motif pembunuhan tak jauh dari urusan asmara meski pelaku dan korban belum menikah. Mengapa asmara bisa berubah begitu drastis?
Dikutip dari The Guardian, Sabtu, 12 April 2025, berjudul What happens when love tips over into the infatuated state of ”limerence”?, karya Prof Tom Bellamy, diungkapkan kegilaan asmara yang bisa berubah menjadi kegilaan kebencian pula.
Tom Bellamy, ahli saraf, profesor madya kehormatan di Nottingham University, Inggris. Ia melakukan riset atas pengalamannya sendiri. Ia berusia setengah baya dan sudah berkeluarga. Lalu, ia jatuh cinta kepada cewek teman kerjanya di universitas. Simaklah asmara profesor, demikian: