Kasus Nepal membuktikan bahwa anak-anak muda itu melek dan peduli politik. Mereka melakukan gerakan politik dengan cara mereka sendiri, yang sangat berbeda dengan gerakan politik konvensional generasi ayah dan kakek mereka.
Sementara itu, di Prancis muncul gerakan Block Eeverything, ’blokir semuanya’. Sebab, publik sudah muak dengan pemerintahan Emmanuel Macron. Unjuk rasa besar yang pecah di kota-kota besar Prancis membuat polisi bertindak keras dengan melemparkan gas air mata dan menangkap hampir 200 demonstran.
Itulah bentuk baru gerakan perlawanan berbasis digital. Salah satu ciri yang menonjol adalah tidak adanya kepemimpinan personal. Semua yang terlibat dalam gerakan disatukan dan dikoordinasikan bersama dengan mempergunakan platform media sosial.
Gerakan di Nepal dan Prancis dipengaruhi gerakan di Indonesia. Setidaknya hal itu terlihat dari berkibarnya bendera One Piece dalam gerakan massa di Nepal dan Prancis.
Gerakan semacam itu lebih solid dan terarah dan tidak mudah dipatahkan. Gerakan rakyat yang mempergunakan kepemipinan personal lebih mudah dipatahkan melalui negosiasi, konsesi, dan kompensasi.
Gerakan rakyat Pati, yang menggemparkan secara nasional, tiba-tiba layu sebelum berkembang karena pemimpin gerakan itu berdamai dengan bupati.
Fenomena Nepal direspons oleh Prabowo Subianto dengan mengundang seluruh kader Gerindra ke Hambalang. Pertemuan rahasia, tetapi bisa diduga bahwa Prabowo melakukan konsolidasi internal supaya kader-kadernya tidak tergelincir dalam tindakan yang memicu kemarahan publik.
Selesai pertemuan, Ahmad Dhani menjadi juru bicara kepada media. Dalam pertemuan itu, ia mengusulkan ada undang-undang anti-flexing. Entah macam apa undang-undang itu. Sampai batas mana seorang pejabat dan keluarganya bisa disebut melakukan flexing.
Dalam kondisi politik yang belum kondusif, justru Dhani yang melakukan flexing yang nirempati. Ia menyelenggarakan konser Dewa All Stars ketika situasi politik tengah menggelegak.
Ia lebih sibuk mempersiapkan konser ketimbang memikirkan kondisi politik. Dengan berkonser di tengah situasi politik yang panas, Dhani menunjukkan bahwa anggota DPR tidak banyak pekerjaan. Dan, itu adalah flexing yang berbahaya.
Gerindra benar-benar ingin membersihkan diri dari amarah publik. Salah satu korbannya ialah anggota DPR RI Rahayu Saraswati yang dipaksa mundur dari DPR. Ia mundur karena videonya yang viral dianggap merendahkan publik.
Prabowo masih ketar-kerit karena reshuffle belum tuntas dan belum sepenuhnya diterima publik. Purbaya Yudhi Sadewa, menteri keuangan yang baru, sudah membuat blunder pada hari pertama.
Pernyataannya tidak sensitif dan cenderung serampangan. Kalau gaya komunikasi publiknya tidak dibenahi, ia akan sibuk meminta maaf daripada kerja. Sebab, pernyataannya akan makin sering disorot.
Purbaya harus belajar bagaimana caranya berada di spotlight. Ia harus sadar bahwa ia duduk di kursi panas, the hottest chair in the cabinet, ’kursi paling panas di kabinet’.
Beberapa bulan terakhir Sri Mulyani menjadi public enemy karena kebijakannya dianggap tidak memihak rakyat. Pernyataannya sering digoreng dan mengakibatkan kemarahan publik. Purbaya harus bisa lebih menata narasi dan diksinya karena salah omong bisa menjadi bencana.
Alan Greenspan menjadi ikon pejabat keuangan paling legendaris dan paling lama menjabat sebagai gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS). Greenspan irit dan pelit bicara. Sekali ia bicara satu kalimat, Wall Street akan bereaksi.