Aktivisme Digital, Cara Anak Muda Bersuara Lewat Media Sosial

Aktivisme di era digital sebagai cara lain untuk berpartisipasi serta menegaskan kepedulian terhadap isu-isu penting dan menolak ketidakadilan. --iStock
HARIAN DISWAY - Aksi demonstrasi kerap dipenuhi wajah-wajah muda yang lantang bersuara. Itu menjadi simbol nyata bahwa generasi sekarang tidak tinggal diam. Utamanya dalam menyikapi isu politik, hukum, ekonomi, maupun sosial.
Namun di sisi lain, banyak juga anak muda yang memilih bersuara dengan cara berbeda. Yakni lewat media sosial.
Melalui unggahan, thread panjang, atau kampanye digital. Melalui platform-platform itulah mereka menyuarakan keresahan dan menyalurkan solidaritas.
BACA JUGA:3 Jenis Aktivisme Lewat Kreativitas Visual yang Murah dan Bermakna, Jauh dari Konfrontasi
Muncul pertanyaan menarik: apakah aktivisme digital sekadar suara di tengah riuhnya internet, atau justru punya makna yang sama pentingnya dengan aksi di jalan?
Pertanyaan itu mulai terjawab jika menengok banyak anak muda menjadikan media sosial sebagai wadah aktivisme.
Pilihan itu tidak lahir dari kurangnya keberanian. Melainkan dari keterbatasan nyata. Mulai dari padatnya aktivitas sekolah, kuliah, atau pekerjaan, hingga faktor keamanan dan jarak yang membuat kehadiran fisik tidak memungkinkan.
BACA JUGA:Aktivisme Baru dan Demokrasi Kampus
Dalam kondisi seperti itu, media sosial menjadi ruang alternatif. Terasa lebih aman sekaligus efektif untuk menyampaikan pendapat.
Melalui dunia digital, aktivisme menemukan bentuk baru yang tak kalah berpengaruh. Hashtag mampu menyatukan ribuan bahkan jutaan suara dalam satu seruan kolektif.
Thread panjang menghadirkan edukasi yang membuka wawasan banyak orang. Poster digital menyebar cepat dari satu layar ke layar lain. Video singkat menyentuh emosi. Menggerakkan penonton untuk peduli.
BACA JUGA:Larangan Sosial Media Picu Demo Berdarah di Nepal
Semua itu memperlihatkan bahwa aktivisme digital bukan sekadar "suara di layar.” Melainkan cara lain untuk berpartisipasi dan menegaskan kepedulian terhadap isu-isu penting.
Dampak dari aktivisme digital juga tidak bisa dianggap remeh. Media sosial kini berperan besar dalam membentuk opini publik, membuat isu-isu tertentu menjadi trending, bahkan memberi tekanan nyata kepada pihak berwenang untuk merespons.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: