Gelombang Protes Anti-Imigran dan ke Mana Arah Migrasi Global

ILUSTRASI Gelombang Protes Anti-Imigran dan ke Mana Arah Migrasi Global.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
DEMONSTRASI dan protes anti-migran terjadi di beberapa negara Eropa, Australia, dan Jepang. Di Jepang, aksi protes dipicu oleh kebijakan pemerintah Jepang yang dinilai terlalu longgar dalam membuka keran migrasi dari berbagai negara serta meningkatnya kriminalitas oleh pendatang.
Di waktu yang hampir bersamaan, sekitar 45.000 orang turun ke jalanan Australia. Mereka memprotes kebijakan tentang migrasi massal yang menjadi ancaman bagi budaya, keterbatasan insfrastruktur, kriminalitas, hingga sistem pengupahan.
Begitu juga di Inggris. Sebanyak 150.000 orang turun ke jalan untuk menuntut pemerintah menindak semua imigran ilegal. Aksi itu sebagai buntut setelah seorang migran asal Etiopia yang merudapaksa seorang remaja putri serta beberapa aksi kekerasan lainnya yang melibatkan migran.
BACA JUGA:Resmi Dilantik, Trump Akan Usir Imigran Gelap dan Perangi Kartel
Terbaru, Spanyol juga dilanda demonstrasi anti-migrasi buntut dari kekerasan yang dilakukan migran terhadap lansia berusia 68 tahun.
Jika dirunut lebih dalam, ada beberapa sebab mengapa gelombang protes anti-migrasi muncul di beberapa tempat.
Pertama, jelas dipicu oleh tindak kriminalitas yang melibatkan orang asing.
Kedua, persoalan ekonomi dan infrastruktur. Munculnya penduduk asing dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat tentu menimbulkan ketegangan di masyarakat.
BACA JUGA:Sekitar 500 Pekerja Migran Dideportasi dari Arab Saudi, Calo Imigran Terancam Sanksi Berat
BACA JUGA:Kerusuhan Prancis akibat Remaja Imigran Ditembak Polisi
Warga lokal menganggap bahwa migrasi massal, apalagi dalam kerangka kerja sama pemerintah, dianggap mempersempit akses warga lokal terhadap ekonomi, pekerjaan, dan layanan dasar.
Alasan ketiga adalah faktor identitas dan budaya. Masyarakat homogen seperti Jepang erat dan sudah terbiasa dengan budaya lokal yang sarat akan nilai filosofis.
Dengan demikian, rentan terjadi benturan sosio-kultural dengan pendatang dari negara lain yang berujung pada munculnya potensi gesekan horizontal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: