Gelombang Protes Anti-Imigran dan ke Mana Arah Migrasi Global

Gelombang Protes Anti-Imigran dan ke Mana Arah Migrasi Global

ILUSTRASI Gelombang Protes Anti-Imigran dan ke Mana Arah Migrasi Global.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Kedua, yang mungkin terjadi adalah sekuritisasi migran seperti yang diambil pemerintah Jepang. Negeri Sakura itu menerapkan kebijakan penertiban pekerja migran di jalanan kota-kota di Jepang. 

Seperti yang beredar di media sosial, polisi Jepang melakukan patroli pada pekerja asing asal Indonesia dan Sri Lanka.

Ketiga, global migration akan berganti pola menjadi regional migration. Negara-negara akan lebih memprioritaskan mengambil tenaga kerja atau menerima permohonan suaka dan pengungsi dari kawasan satu regional. 

Contohnya, terbentuknya regionalisasi ekonomi di berbagai kawasan tentu akan mendorong kerja sama ekonomi dengan migrasi sebagai katalisnya, seperti hak mobilitas bebas bagi tenaga kerja anggota Uni Eropa dan BRICS.

Kesimpulannya, migrasi global tidak benar-benar hilang karena adanya aksi protes di beberapa negara tersebut. 

Faktanya, protes tersebut tidak dapat dilepaskan dari konteks politik domestik dan kepentingan untuk memenangkan isu publik domestik atas legitimasi pemerintah. 

Yang terjadi adalah pergeseran pola migrasi menjadi lebih selektif. Keran yang sebelumnya dibuka lebar kini diperkecil alirannya sehingga lebih tepat sasaran menjadi lebih terfokus. 

Para migran, khususnya tenaga kerja dipilah, diseleksi demi kebutuhan pasar tenaga kerja dan industri, pun untuk pencari suaka dan pengungsi. (*)

*) Nugroho Rudy Pradhana Bastam adalah analis Keimigrasian Pertama, Direktorat Jenderal Imigrasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: