Gelombang Protes Anti-Imigran dan ke Mana Arah Migrasi Global

Gelombang Protes Anti-Imigran dan ke Mana Arah Migrasi Global

ILUSTRASI Gelombang Protes Anti-Imigran dan ke Mana Arah Migrasi Global.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Imigran Gelap dari Amerika Selatan Terkena Serangan Panas, 50 Tewas

BACA JUGA:Karya Imigran Ghana sampai ke Lapangan NBA, Selamat Jalan Virgil Abloh

Faktor keempat adalah kondisi politik domestik dan kebijakan populis yang diambil pemerintah negara tersebut. Contohnya, PM Inggris Keir Starmer yang mengambil kebijakan berbeda dengan pendahulunya yang berasal dari partai berbeda, Rishi Sunak, dalam hal tata kelola migrasi. 

Pun demikian yang terjadi di Australia, antara PM Anthony Albanese dan PM Scott Morrison yang berbeda pandangan terkait migrasi.

Sejatinya migrasi adalah suatu keniscayaan. Selama masih ada manusia, migrasi, siapa pun aktornya dan bagaimanapun bentuknya, akan tetap selalu ada. Oleh karena itu, aksi protes anti-imigran di berbagai tempat beberapa waktu lalu tidak lantas menghentikan proses migrasi. 

Alasannya, pertama, globalisasi ekonomi dunia saat ini dipengaruhi arus perpindahan barang dan manusia. Menghentikan arus migrasi sama dengan mematikan ekonomi secara perlahan.  

Kedua, migrasi tercipta dari upaya saling mengisi kebutuhan antara negara-negara. Dari sana tercipta hubungan saling bergantung (dependent) antara negara industrialis yang memerlukan buruh murah dan negara berkembang yang punya tenaga kerja melimpah. 

Ketiga, krisis politik dan iklim yang sudah di depan mata membuat manusia secara naluriah akan mencari tempat yang aman untuk berlindung dan bertahan hidup seperti yang sudah terjadi sejak jaman prasejarah.

Namun, munculnya demonstrasi anti-migran di berbagai negara itu menyisakan paradoks. Satu sisi masyarakat menuntut pemerintah menutu akses bagi migran baik total maupun terbatas. 

Di sisi lain, negara membuka pintu lebar bagi kelompok migran berkeahlian khusus (skilled worker migrant) untuk mengisi lapangan pekerjaan.

Lalu, bagaimana pola migrasi global dalam beberapa tahun ke depan? 

Pertama, akan terjadi perubahan pola migrasi dari terbuka menjadi lebih selektif. Negara-negara tujuan utama migrasi akan menerapkan kebijakan selective immigration policy, memastikan hanya orang asing yang memiliki profil bagus yang diperbolehkan masuk ke negaranya. 

Negara tujuan migrasi akan makin selektif dalam mengizinkan orang asing untuk masuk ke negaranya. Seperti yang diambil negara Australia, Inggris, dan Italia. 

Australia telah lama menerapkan langkah penolakan terhadap imigran ilegal secara tegas ke wilayahnya, tetapi tetap memberikan kesempatan bagi tenaga kerja potensial yang dapat dipekerjakan melalui skema kerja sama antarnegara. 

Sementara itu, Inggris dan Italia belakangan telah memperketat aturan keimigrasian yang baru, khususnya bagi tenaga kerja, pencari suaka, dan pengungsi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: