Green Library demi Lingkungan Berkelanjutan

Sabtu 13-09-2025,08:30 WIB
Oleh: Rahma S., Agung B.K. & Indah F.S.*

Yaitu, menggunakan sistem sertifikasi, pemeringkatan, atau label yang ada untuk menilai seberapa ramah lingkungan perpustakaan Anda saat ini atau Anda bisa juga membuat sistem penilaian sendiri untuk mengetahui pada posisi mana organisasi Anda berada. 

Penilaian tersebut dapat melibatkan beberapa indikator pada bangunan, sistem air, transportasi, alur kerja, event dan aktivitas, hingga manajemen pengelolaan perpustakaan. Dari hasil identifikasi, kita akan dapat menemukan pada titik-titik mana saja perpustakaan masih belum mengarah pada green library

Setelah melakukan penilaian dan menerapkan solusi permasalahan, selanjutnya tugas kita adalah memeriksa seberapa jauh langkah itu berhasil? 

Dari apa yang dipaparkan Koko Srimulyo, yang paling penting adalah kesadaran sumber daya manusia, yaitu pustakawan dan komitmen pimpinan manajemen. Kebanyakan perubahan menemui kendala pada ”sumber daya manusia”. 

Pustakawan yang belum memiliki pola pikir berkelanjutan tidak akan bisa melakukan tugas edukasi pada user, tidak akan mampu melakukan kerja-kerja yang efisien dan ramah lingkungan, dan seterusnya. 

Selain itu, penting untuk mengembangkan upaya-upaya untuk bergabung dengan jejaring green library serta membangun komunitas untuk memperluas pengaruh.

Bagi para pustakawan di Indonesia, meskipun konsep green library belum memasyarakat dan terinternalisasi secara mendalam, kepedulian para pustakawan terhadap pelestarian lingkungan harus terus ditumbuhkan agar kepekaan para pustakawan terhadap pelestarian lingkungan akan meningkat. Semoga. (*)

*) Rahma Sugihartati adalah kepala Perpustakaan Universitas Airlangga.

*) Agung Budi Kristiawan adalah pustakawan Universitas Airlangga.

*) Indah Fatma Silvi adalah pustakawan Universitas Airlangga.

 

 

 

Kategori :