BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (1): Bening Tilu Kejar Cita-Cita Mulia
Terlihat bagaimana para pekerja berjibaku siang dan malam, dalam cuaca dingin dan salju. Peranti sederhana mereka ikut dipamerkan: teko air, botol minum, penutup kepala, sarung tangan. Semua itu seakan menegaskan etos kerja yang melahirkan proyek energi bersih berskala global.
Status Saihanba memang istimewa. Pada 2012, kawasan itu dikembangkan menjadi GW-class wind power base pertama di Tiongkok. Istilah itu berarti kapasitas terpasangnya melampaui satu gigawatt, sebuah tonggak dalam industri energi angin nasional.
Kini, dengan kapasitas 2,3586 GW—menurut data terbaru saat kunjungan—, Saihanba tidak hanya menjadi pionir. Ia juga pilar penting dalam jaringan energi bersih nasional Tiongkok.
Kunjungan ke Saihanba memang bisa dilepaskan dari gambaran besar transisi energi Tiongkok. Menurut China Energy Transition Review 2025, pada 2024 listrik dari angin dan surya naik 25 persen dibanding tahun sebelumnya. Di paro pertama 2025, naik lagi 27 persen. Kenaikan itu cukup memangkas pembangkit fosil sekitar 2 persen.
PERBINCANGAN tiga karyawan dari Indonesia di ladang angin Saihanba. Dari kiri, Sigit Sulistyono, Subhan Hasisi Syai, dan Masayu Cahaya Dinda Pamungkas.-Doan Widhiandono-
Awal 2025 bahkan menjadi tonggak penting: kapasitas gabungan angin dan surya untuk pertama kalinya melampaui kapasitas batu bara.
Fakta itu menunjukkan apa yang kami lihat di Saihanba bukan sekadar deretan kincir. Itulah melainkan simbol perubahan struktur energi Tiongkok. Dengan kapasitas di atas dua gigawatt, Saihanba bukan hanya fasilitas regional. Ia juga menjadi pusat produksi listrik bersih berskala global.
Investasi besar menopang semua itu. Tiongkok mengucurkan 625 miliar dolar AS pada 2024 untuk energi bersih—setara 31 persen dari total global. Dengan skala sebesar itu, efeknya meluas ke seluruh dunia.
Harga panel surya, turbin angin, baterai, dan kendaraan listrik terus menurun. Tahun lalu, 91 persen fasilitas angin dan surya baru di dunia lebih murah daripada pembangkit fosil termurah.
BACA JUGA:4 Pesan di Balik Pamer Senjata Tiongkok dalam Parade Militer
BACA JUGA:Prabowo Jadi Tamu Hari Kemenangan Tiongkok, Bersanding dengan Xi Jinping hingga Putin
Di kantor Saihanba, kami menengok Employee Technology Innovation Studio. Didirikan pada 2019, tempat itu menjadi sarana pekerja dalam inovasi teknis dan manajerial. Ada simulator, perangkat uji, hingga meja operasi multifungsi.
Nama Saihanba yang punya makna khusus di Tiongkok. Di Hebei, provinsi yang bertetangga dengan Inner Mongolia, Saihanba Forest Farm sejak 1960-an direhabilitasi dari kawasan gundul menjadi hutan buatan terbesar di dunia.
Di Chifeng, Inner Mongolia, berdiri Saihanba Wind Farm dengan 192 turbin angin milik China Datang. Itu belum ratusan kincir lagi dari perusahaan lain dan milik Provinsi Hebei.