BACA JUGA:EA Matikan Empat Game Balap Populer November 2025: Ada Grid 2!
Yang tak kalah penting adalah teknologi yang digunakan. Doom mendukung multiplayer LAN, memungkinkan hingga empat pemain untuk bekerja sama atau saling membunuh dalam mode deathmatch—sesuatu yang sangat revolusioner pada zamannya. Game ini juga mendorong lahirnya komunitas modder.
Id Software merilis file WAD yang memungkinkan pemain membuat level sendiri. Ini menjadi awal budaya modding yang kini menjadi tulang punggung banyak game modern.
Pengaruh Doom begitu besar hingga istilah “Doom clone” digunakan pada era 90-an untuk menyebut semua game FPS yang mencoba mengikuti jejaknya.
Game seperti Duke Nukem 3D, Heretic, dan Quake semua lahir dari semangat yang dibawa Doom. Bahkan, game FPS modern seperti Call of Duty dan Halo masih berutang banyak pada formula yang diciptakan oleh Doom.
BACA JUGA:Steam Hadirkan Diskon Game Open-World: Dari Kingdom Come Deliverance II hingga Schedule I
Game Doom 2016 menjadi titik balik dari franchise game-nya. --arshtechnica
Seri Doom juga berevolusi. Setelah Doom II (1994) memperkenalkan senjata Super Shotgun dan level yang lebih brutal, waralaba ini sempat tidur panjang hingga kebangkitan Doom 3 pada 2004 yang membawa nuansa horor lebih kental.
Namun kebangkitan sejati datang pada 2016 dengan Doom (2016), yang kembali ke akar aksi cepat nan brutal, disambung dengan Doom Eternal (2020) yang semakin menyempurnakan formula tersebut.
Yang menarik, Doom bukan hanya game. Ia menjadi simbol budaya pop. Doomguy hadir di berbagai meme, lagu metal terinspirasi dari soundtrack game ini, dan bahkan ada port Doom di hampir semua perangkat elektronik yang bisa menjalankan kode.
Mulai dari printer hingga tes kehamilan digital semua dicoba untuk memainkan game itu. Fenomena Can it run Doom? menjadi lelucon internet yang menunjukkan seberapa legendarisnya game ini.
BACA JUGA:Perjalanan Dungeons & Dragons (DnD), Game Meja yang Mengubah RPG Modern
BACA JUGA:Sejarah MOBA, dari Mod Warcraft hingga Raja Mobile Gaming
Lebih dari tiga dekade sejak debutnya, Doom tetap relevan. Baik melalui remaster, porting ke platform modern, maupun kehadiran Doom Eternal yang terus dipuji. Ia bukan hanya pelopor FPS, tetapi juga simbol keberanian untuk mendorong batas teknologi dan kreativitas.
Bagi gamer, Doom adalah pengingat bahwa terkadang game tak butuh cerita kompleks atau cutscene panjang untuk menjadi karya legendaris. Cukup kecepatan, aksi tanpa henti, dan musik metal yang memompa adrenalin.(*)