Perlahan, rahasia masa lalu keluarga mereka terkuak, menyingkap asal mula kutukan yang membuat setiap laki-laki yang mencintai Mirah menemui ajal.
Di tengah semua ketakutan itu, Mirah dihadapkan pada pilihan sulit antara lain menyerah pada takdir kelam yang diwariskan padanya, atau melawan kutukan yang telah merenggut kebahagiaannya.
BACA JUGA:5 Fakta Menarik Menjelang Magrib 2: Wanita yang Dirantai, Terinspirasi Kejadian Nyata di Masa Silam
BACA JUGA:Sinopsis Menjelang Magrib 2: Wanita yang Dirantai, Ketika Penderita Gangguan Jiwa Masih Dipasung
Sinopsis Perempuan Pembawa Sial (2025), Kutukan Cinta Maut yang Bikin Merinding. Foto: Salah Satu Cuplikan di Trailer--Youtube.com
Cinta yang ia rasakan terhadap Bana menjadi satu-satunya alasan baginya untuk berani menantang takdir. Namun, keputusan Mirah untuk memilih cinta justru memunculkan konsekuensi tak terduga. Konsekuensi yang bisa mengubah jalan hidupnya selamanya.
Film ini bukan hanya menyuguhkan horor supranatural dengan nuansa mencekam, tetapi juga menghadirkan drama emosional yang kuat.
Penonton diajak menyelami penderitaan Mirah sebagai perempuan yang selalu dipersalahkan oleh masyarakat, sekaligus merasakan dilema batinnya ketika harus memilih antara cinta dan kutukan.
Fajar Nugros, bersama penulis Janice Angelica dan Husein M. Atmodjo, meramu cerita dengan memadukan kengerian mistis khas budaya lokal dan konflik psikologis yang menyayat hati.
BACA JUGA:9 Film Horor Indonesia yang Tayang September, dari Sekte Sesat Hingga Ilmu Pengasihan Maut
BACA JUGA:Sinopsis Film Pencarian Terakhir, Mencari Ibu yang Hilang di Gunung Sarangan
Dengan durasi 1 jam 37 menit, Perempuan Pembawa Sial menghadirkan atmosfer menegangkan sekaligus menyentuh.
Karakter Mirah yang diperankan oleh Raihaanun menjadi pusat emosi cerita, sementara Morgan Oey menghadirkan sosok penyelamat yang mencoba melawan stigma.
Clara Bernadeth, lewat perannya sebagai Puti, menambah lapisan misteri sekaligus memperkuat latar belakang kutukan yang melingkupi Mirah.
Pertanyaan utama yang akan menghantui penonton sepanjang film adalah, apakah cinta cukup kuat untuk mematahkan kutukan? Ataukah Mirah memang ditakdirkan untuk selamanya menjadi perempuan pembawa sial?