BEBERAPA HARI LALU saya menyaksikan wajah seorang anak Palestina yang kelaparan di sebuah tayangan berita. Tubuhnya kurus, matanya sayu. Namun, tatapannya tajam menembus kamera seolah sedang bertanya kepada kita semua, ”di mana perdamaian yang kalian janjikan?”
Adegan itu menghantam nurani saya, tepat di saat dunia memperingati Hari Perdamaian Internasional (21 September) dengan tema tahun ini: Act Now for A Peaceful World.
Dunia sedang terjebak dalam pusaran kekerasan yang terus berulang. Perang di Gaza yang berujung pada krisis kemanusiaan, konflik Rusia-Ukraina yang belum juga mereda, ketegangan di Laut China Selatan yang mengancam stabilitas Asia-Pasifik, hingga tragedi di Sudan, Yaman, dan Myanmar.
BACA JUGA:Hari Perdamaian Internasional: Ekspresi Seni sebagai Jalan Damai
BACA JUGA:23 Februari Ada Peringatan Hari Perdamaian dan Pemahaman Sedunia, Apa Itu?
Semua itu menambah daftar luka dunia, di tengah krisis lain seperti perubahan iklim, pandemi, dan kesenjangan ekonomi global.
KRISIS PERADABAN ABAD KE-21
Peradaban manusia kian maju dalam sains, teknologi, dan komunikasi. Namun, kini dunia menghadapi paradoks. Di sisi lain, intoleransi, konflik identitas, dan ketidakadilan justru makin tajam.
Sekjen PBB Antonio Guterres menyebut kita sedang hidup di era multipolar with multiproblems, ’dunia multipolar dengan banyak masalah sekaligus’. Setiap negara besar sibuk mempertahankan pengaruh, sedangkan solidaritas global terkikis.
BACA JUGA:Di Sidang PBB, Prabowo Serukan Perdamaian: Gaza Harus Bebas dari Bencana Kemanusiaan
Filsuf Emmanuel Levinas pernah mengatakan bahwa setiap manusia memiliki tanggung jawab tak terbatas (infinite responsibility) terhadap wajah ”yang lain”.
Ketika seorang anak di Gaza mati kelaparan atau warga sipil Ukraina menjadi korban serangan rudal, itu bukan hanya masalah bangsa mereka, melainkan juga kegagalan kolektif kemanusiaan kita.
Di tengah kompleksitas itu, Institute for Economics and Peace (IEP) merumuskan delapan prasyarat untuk terciptanya situasi damai yang stabil.
BACA JUGA:Prabowo: Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Palestina