Pidato Bahasa Mandarin, Santri Nurul Jadid Ghefira Aulia Ajak Generasi Muda Gemar Membaca

Jumat 03-10-2025,14:19 WIB
Reporter : Mauluda Luthfiana Nastiti*
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY – Disway Mandarin Debate & Speech Competition 2025 resmi dimulai pada Jumat, 3 Oktober 2025 di Tunjungan Plaza 6 Surabaya.

Ajang ini menjadi bagian dari perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomasi Indonesia–Tiongkok, Hari Santri Nasional 2025, sekaligus HUT ke-27 Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia.

Salah satu cabang yang menarik perhatian adalah lomba pidato Bahasa Mandarin dengan tema “Mimpiku tentang Indonesia”. Lomba ini diikuti oleh siswa SMA hingga mahasiswa, dengan durasi penyampaian pidato maksimal delapan menit.

Salah satu peserta, Ghefira Aulia Shofa dari SMA Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, membawakan pidato berjudul “Membangun Literasi Bangsa Indonesia”. 

BACA JUGA: Disway Mandarin Speech Competition: Celine Aurellya dari UBAYA Tampil Bawakan Harapannya Terhadap Indonesia

BACA JUGA: 5 Hari Lagi! Simak Ketentuan Lomba Pidato Disway Mandarin Debate and Speech Competition 2025

Melalui pidatonya, Ghefira menyoroti kondisi literasi masyarakat Indonesia yang menurutnya masih memprihatinkan.


Ghefira menyampaikan pentingnya meningkatkan literasi pada bangsa Indonesia dengan stop bermain HP terus menerus dan diganti dengan membaca buku. --Harian Disway

“Di tahun 2025 ini keadaan literasi bangsa Indonesia miris sekali. Saya menyampaikan pidato ini agar semuanya sadar bahwa kita harus meningkatkan literasi bangsa. Salah satunya dengan berhenti bermain HP terus menerus dan menggantinya dengan membaca buku,” ungkap Ghefira.

Ia juga menekankan pentingnya membangun kebiasaan membaca sebagai bagian dari upaya mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.

BACA JUGA: Disway Mandarin Debate and Speech Competition 2025 Dimulai Bulan Depan, Simak Ketentuan Lomba Debat Berikut!

BACA JUGA: ISNU Jatim Dukung Disway Mandarin Debate & Speech Competition 2025

“Jika kita terus meningkatkan literasi bangsa, maka cita-cita Indonesia pada 2045 akan tercapai dengan mudah. Membaca buku harus dijadikan hobi agar generasi muda tidak lagi kecanduan bermain gawai,” tambahnya.

Dalam mempersiapkan lomba, Ghefira memulai latihannya sejak sebulan sebelumnya. Kebetulan, saat libur Maulid Nabi di pesantrennya, ia memanfaatkan waktu untuk berlatih bersama guru pembimbing (laoshi) secara daring.

Laoshi ini sendiri didatangkan langsung dari Tiongkok untuk membantu memperbaiki tata bahasa dan teknik penyampaian saat latihan berlangsung.

Kategori :