HARIAN DISWAY – Tim Universitas Negeri Malang (UM) yang terdiri dari 3 mahasiswa ambil bagian dalam ajang Disway Mandarin Debate & Speech Competition 2025. Kompetisi berlangsung di Tunjungan Plaza 6, Surabaya, pada Jumat, 3 Oktober 2025.
Ketiganya adalah Farhan Dwi Saputra, Muhammad Jawad, dan Marisa Zalianti. Mereka tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin angkatan 2024.
Meski sama-sama baru semester 3, semangat ketiganya patut diapresiasi. Kendati kemampuan Bahasa Mandarin mereka belum sampai level mahir, mereka bersemangat tampil.
Mereka menjadikan kompetisi sebagai ruang belajar sekaligus pembuktian diri.
BACA JUGA: SMA Nurul Jadid Probolinggo Targetkan Juara pada Disway Mandari Debate & Speech Competition 2025
MAHASISWA asal Universitas Negeri Malang, Farhan Dwi Saputra, percaya diri dalam kompetisi pidato. -- Moch Sahirol Layeli-Harian Disway
Farhan mengaku sempat ragu sebelum mendaftar. “Saya merasa Bahasa Mandarin saya kurang bagus, jadi sempat tidak pede. Tantangan terbesar itu membagi waktu antara latihan, tugas kuliah, dan belajar,” ujarnya.
Namun, berkat pendampingan dari dosen pembimbing dan dukungan guru native dari Tiongkok, ia berhasil menulis dan menyampaikan pidatonya tentang kemajuan Indonesia melalui budaya.
PESERTA kompetisi pidato asal Universitas Negeri Malang, Muhammad Jawad. -- Moch Sahirol Layeli-Harian Disway
Sementara itu, Jawad memilih tema pendidikan dan persatuan, terinspirasi dari kondisi sosial Indonesia belakangan ini. Lomba ini menjadi pengalaman pertamanya berbicara di depan umum.
BACA JUGA: Pidato Bahasa Mandarin, Santri Nurul Jadid Ghefira Aulia Ajak Generasi Muda Gemar Membaca
“Rasa gugup memang paling mendominasi, tapi dari situ saya belajar bagaimana mengendalikan nervous,” ungkapnya. Dengan jadwal padat karena program double degree di UM dan Guangxi Normal University, Jawad mengaku manajemen waktu menjadi tantangan terbesar.
BERPIDATO dalam Bahasa Mandarin menjadi pengalaman baru Marisa Zalianti. -- Naufal Adibi-Harian Disway