HARIAN DISWAY - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan keyakinannya bahwa perekonomian Indonesia akan mulai menunjukkan pemulihan signifikan pada akhir tahun 2025.
Menurutnya, dana sebesar Rp200 triliun yang telah ditempatkan pemerintah di sektor perbankan mulai memberikan dampak positif terhadap aktivitas ekonomi masyarakat.
Purbaya menegaskan, kebijakan tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah memperkuat likuiditas perbankan dan mempercepat penyaluran kredit ke sektor riil. “Dampaknya sudah mulai terasa, meskipun belum sepenuhnya maksimal karena kebijakan ini baru berjalan,” ujarnya.
BACA JUGA:Menkeu Purbaya Dipanggil Wapres Gibran Imbas Pemotongan TKD
BACA JUGA:Pemerintah Tambah Rp30 Triliun untuk BLT Kesra, Purbaya: Kita Kaya Kok
Ia optimistis pada Desember mendatang pertumbuhan ekonomi nasional dapat menembus di atas 5,5 persen.
Menurutnya, berbagai stimulus fiskal dan moneter yang dikeluarkan sejak awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan mulai terlihat hasilnya menjelang akhir tahun. “Kita sudah menanam benihnya, tinggal menunggu hasilnya di kuartal IV nanti,” katanya.
Purbaya menjelaskan, dana Rp200 triliun yang ditempatkan di bank bukan hanya bertujuan menjaga stabilitas sistem keuangan, tetapi juga agar bank memiliki ruang lebih besar untuk menyalurkan pembiayaan ke pelaku usaha, terutama sektor kecil dan menengah.
Ia berharap langkah itu dapat mendorong peningkatan daya beli masyarakat dan penciptaan lapangan kerja baru.
BACA JUGA:Menkeu Purbaya Gelontor BLT Rp30 Triliun, Optimistis Jadi Stimulus Pertumbuhan Ekonomi 5,7 Persen
Selain kebijakan perbankan, pemerintah juga meluncurkan berbagai program stimulus ekonomi dan sosial.
Purbaya menyebut, kebijakan tersebut dirancang agar saling menopang antara konsumsi masyarakat, investasi, dan produktivitas sektor riil. “Kami ingin memastikan kelas menengah tetap kuat karena merekalah penggerak utama roda ekonomi,” ujarnya.
Meski begitu, ia mengingatkan bahwa kebijakan fiskal pemerintah tidak berarti memberikan fasilitas serba gratis.
Purbaya menilai, pajak tetap menjadi instrumen vital dalam menjaga keberlanjutan pembangunan nasional. “Pajak itu ibarat bahan bakar bagi negara. Tanpa itu, kita tidak bisa membangun,” tegasnya.