Menteri Iftitah juga akan mengawal langsung proses penyerahan jenazah kepada keluarga di rumah duka Graha Bintaro Jaya, Tangerang Selatan.
"Selanjutnya, Kementerian Transmigrasi akan mengurus dan memastikan prosesi pemakaman berjalan dengan sebaik-baiknya sebagai bentuk penghormatan terakhir atas dedikasi dan pengabdian beliau,” tambahnya.
BACA JUGA:KPK Tunda Penahanan Mantan Ketua DPRD Jatim Kusnadi karena Alasan Medis
Kementerian juga menegaskan pentingnya komunikasi publik yang transparan terkait kejadian ini. Pemerintah berkomitmen untuk menyampaikan perkembangan informasi secara terbuka agar masyarakat mendapatkan kejelasan dan kepercayaan terhadap proses yang dijalankan.
Almarhum Anggit dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan pembangunan kawasan transmigrasi. Semangatnya menginspirasi banyak mahasiswa lain untuk terus berkontribusi dalam pembangunan daerah terpencil.
BACA JUGA:Kasus Dana Hibah Jatim, KPK Lakukan Penahanan Tersangka Secara Bertahap
“Kita kehilangan salah satu putra terbaik Indonesia. Tapi semangatnya akan terus hidup dalam setiap langkah pengabdian Tim Ekspedisi Patriot di seluruh tanah air. Indonesia bangga kepada Anggit,” pungkas Menteri Iftitah.
Pihak IPB University juga menyampaikan rasa kehilangan mendalam atas kepergian Anggit. Rektor IPB Prof. Dr. Arif Satria mengatakan bahwa Anggit gugur dalam perjuangan menjalankan tugas mulia mengharumkan nama kampus.
BACA JUGA:Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran, Kemenag Mantapkan Komitmen Wujudkan Asta Cita
“Kami sangat berduka atas meninggalnya Saudara Anggit. Semoga amal sholehnya diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran," tutur Arif dalam keterangan tertulis.
Rektor menambahkan, Anggit merupakan peserta Ekspedisi Patriot yang melakukan riset dan pengabdian berorientasi nyata bagi pembangunan nasional.
BACA JUGA:Purbaya Siapkan Operasi Sikat Mafia Tekstil dan Baja, Sudah Kantongi Daftar Namanya
Direktur Kerja Sama, Komunikasi, dan Pemasaran IPB Dr. Alfian Helmi menjelaskan bahwa pihak kampus telah berkoordinasi dengan berbagai instansi untuk memastikan proses pemulangan berjalan lancar.
“Kami berkomunikasi dengan Kementerian Transmigrasi, pemerintah daerah setempat, Kementerian Perhubungan, TNI AU, dan maskapai penerbangan,” jelasnya. Helmi menegaskan, semangat Anggit dalam pengabdian di kawasan transmigrasi menjadi teladan bagi peserta lainnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya penguatan sistem keamanan dan komunikasi dalam setiap program pengabdian di wilayah terpencil. Respons cepat pemerintah harus diimbangi dengan penyampaian informasi yang terbuka agar publik memahami langkah nyata yang telah dilakukan negara. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya