Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (62): Pancuran Menari di Bekas Waduk Limbah

Jumat 24-10-2025,14:43 WIB
Reporter : Doan Widhiandono
Editor : Noor Arief Prasetyo

Kawasan bekas pembuangan limbah logam berat ternyata bisa disulap jadi taman bunga superluas. Itu ada di Panzhihua.

MENJELANG tengah hari, Rabu, 22 Oktober 2025, kami sudah menaiki kereta kelinci berwarna putih itu. Mesinnya tak mengeluarkan suara. Motor listrik.

Sepanjang perjalanan, pemandu terus-menerus memberikan data lewat peranti penerjemah di kuping kami.

Kereta itu melaju pelan pada jalan aspal yang berkelok. Melintasi taman bunga berwarna-warni. ’’Selain taman bermain, kami juga punya koleksi hewan. Ada singa Afrika,’’ ucap pemandu.

Kami tak melihat binatang itu. Tapi, baunya kentara. Bau kandang.

BACA JUGA:Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (61): Mengintip Pabrik Rel Whoosh

BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (6): Siap Taklukkan Dunia Siber

Kereta itu berhenti sejenak di sebuah kolam superbesar. Ada sejumlah titian di tengah kolam. Orang-orang berfoto di sana.

Musik terdengar keras. Dan musik itulah yang menjadi pengiring ’’tarian’’ di tengah kolam. Tetapi, yang menari adalah air mancur.

Kadang muncrat dengan tinggi. Tak jarak melenggok dengan gemulai. Percikan airnya menimbulkan pelangi di bawah matahari kota Panzhihua yang sedang terik.

Sayangnya, waktu terbatas. Kami tak boleh meninggalkan kereta kelinci tersebut. ’’Kalau Anda turun, nanti harus jalan kaki sendiri,’’ kata pemandu.


KERETA KELINCI yang ditumpangi jurnalis CIPCC melintasi tempat rekreasi Ashuda.-Doan Widhiandono-

Akhirnya, kami pun harus puas dengan memotret atau memvideo dari jarak jauh. Secukupnya untuk ilustrasi cerita kami masing-masing.

Suasana itulah yang kami alami di Ashuda Four Seasons Sea of Flowers. Itulah taman wisata ekologis yang berdiri di atas bekas kolam limbah tambang Majiatian. Taman itu pula yang menjadi salah satu proyek restorasi lingkungan terbesar di barat Tiongkok.

Kisahnya dimulai pada 1966. Ketika itu, kolam—atau waduk—limbah Majiatian dibangun oleh Institut Desain Tambang Logam Ferrous Kementerian Metalurgi. Kolam raksasa itu mulai beroperasi pada 1970. Menampung lebih dari 160 juta meter kubik limbah tambang.

Kategori :