Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (63): Panzhihua, Antara Baja dan Mangga

Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (63): Panzhihua, Antara Baja dan Mangga

JURNALIS VIETNAM Nguyen Phuong Ha mengamati data varietas mangga di Panzhihua, 21 Oktober 2025.-Doan Widhiandono-

Panzhihua, kota yang lahir dari industri, kini tumbuh dengan buah tropis. Manisnya dirasakan para jurnalis peserta program China International Press Communication Center (CIPCC), Selasa, 21 Oktober 2025.

Panzhihua bukan kota biasa. Ia satu-satunya kota di Tiongkok yang mengambil nama dari bunga. Yakni, bunga panzhihua (Cycas panzhihuaensis), semacam palem yang mekar di lembah Sichuan barat daya.

Kota itu lahir dari proyek besar Third Front Construction di era Mao Zedong. Ia dibangun di antara mineral, baja, dan ambisi industrialisasi nasional. Tapi, dari tanah kering dan lembah baja itu, tumbuh manisnya buah tropis: mangga.

Sejarahnya panjang, dimulai jauh sebelum Panzhihua dikenal sebagai kota industri. Pada 1938, seorang pemuda bernama Ni Kun membawa bibit mangga dari Xishuangbanna, Yunnan. Ni Kun menanam bibit di halaman rumahnya di kawasan Renhe.

BACA JUGA:Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (62): Pancuran Menari di Bekas Waduk Limbah

BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (6): Siap Taklukkan Dunia Siber

Itu adalah pohon mangga pertama di Panzhihua. Masih hidup hingga hari ini. Rindang. Dan berbuah.

Tiga puluh tahun kemudian, pada 1968, datang babak baru. Saat itu, Ketua Mao Zedong menerima hadiah beberapa buah mangga dari tamu asing.

Mao tidak memakannya. Buah itu diberikan kepada para pekerja dan insinyur yang sedang membangun proyek nasional. Termasuk di Panzhihua.

Kisahnya menyebar cepat. Sebuah mangga lilin tiruan bahkan dikirim ke kota tersebut. Disambut dengan upacara simbolik oleh para pekerja Third Front yang sedang mempercepat modernisasi di kota itu. Di Panzhihua, mangga menjadi lambang pengabdian.


SEJARAH PENANAMAN MANGGA tersaji pada pesan display pada kunjungan jurnalis.-Doan Widhiandono-

Namun baru pada akhir 1970-an, langkah nyata dilakukan. Pada 1977–1978, pemerintah kota mendatangkan 51 varietas mangga dari Guangxi Academy of Agricultural Sciences. Lalu mencangkok dan menanamnya secara eksperimen.

Hasilnya menjanjikan. Panzhihua, dengan iklim subtropis kering dan curah sinar matahari 2.300–2.700 jam per tahun, terbukti ideal. Suhu rata-rata 20,7 derajat celsius. Tanpa musim dingin. Pas dengan julukannya: city without winter.

Pada 1983, Biro Pertanian dan Peternakan Kota menegaskan hasil risetnya: ekosistem Panzhihua layak untuk produksi mangga komersial. Setahun kemudian, penanaman skala kecil dimulai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: