Semakin jelas tujuannya, semakin besar peluang AI menghasilkan output yang sesuai kebutuhan dan konteks.
BACA JUGA: Microsoft Luncurkan MAI-Image-1, Model AI Buatan Sendiri untuk Gambar Fotorealistik
BACA JUGA: Comet AI, Browser AI Perplexity yang Lebih dari Sekadar Mesin Pencari
2. Beri Konteks dan Detail yang Spesifik
DETAIL prompt yang ditulis menentukan maksmal tidaknya output yang diberikan AI. --iStock
AI membutuhkan detail agar hasilnya relevan dan tidak keluar jalur.
Contoh salah: “Gambar kucing di taman.” Perintah itu terlalu luas, AI bisa menampilkan hasil dengan gaya apa pun, dari realistis hingga kartun.
Contoh benar: “Gambar kucing duduk di taman bergaya Ghibli saat sore hari.” Perintah tersebut efektif karena menambahkan elemen gaya visual (Ghibli) dan suasana waktu (sore hari).
Semakin rinci konteks yang diberikan, semakin kecil kemungkinan hasilnya melenceng dari ekspektasi.
BACA JUGA: Sora 2, Revolusi Video AI yang Mampu Hidupkan Video dengan Detail Menakjubkan
BACA JUGA: OpenAI dan Meta Rilis AI Pembuat Video, Tapi Dihujat Netizen!
3. Gunakan Struktur yang Jelas
SUSUN instruksi secara berurutan agar AI memahami alur kerja dan fokus pada hasil akhir. --iStock
Struktur membantu AI memahami urutan dan fokus instruksi, contohnya saat membuat video. Tanpa arahan yang teratur, hasilnya bisa terasa acak atau tidak sesuai alur.
Contoh salah: “Buat video tentang wisata alam.” Perintah ini terlalu umum dan tidak menjelaskan bentuk atau suasana video yang diinginkan.
Contoh benar: “Buat video berdurasi satu menit tentang wisata alam di Indonesia dengan urutan: pembuka menampilkan pemandangan pegunungan, bagian tengah menyorot aktivitas pendaki, dan penutup menampilkan matahari terbit dengan musik lembut.