HARIAN DISWAY - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bergerak cepat dalam menangani bencana tanah longsor yang melanda wilayah Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Bencana yang terjadi akibat curah hujan tinggi dan kondisi topografi perbukitan yang kritis ini menimbulkan dampak serius bagi warga, termasuk jatuhnya korban jiwa dan hilangnya puluhan warga.
Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M. dijadwalkan bertolak menuju lokasi terdampak pada Jumat, 14 November 2025.
Kehadirannya merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden RI Prabowo Subianto untuk memastikan penanganan darurat berjalan optimal, terkoordinasi, dan menyeluruh.
BACA JUGA:Longsor di Cilacap Tewaskan 2 Orang, 21 Masih Dicari Tim Gabungan
“Atas arahan Presiden Prabowo Subianto, kami langsung berangkat ke sana,” kata Suharyanto usai mengisi materi Senior Disaster Management Training (SDMT) di Gedung INA DRTG, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 14 November 2025.
Sebelumnya, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan telah dikirim lebih awal bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) dan personel Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom).
Setibanya di lapangan, Budi langsung melakukan asesmen, memberikan dukungan logistik, serta melakukan koordinasi lintas instansi untuk memastikan respons awal berjalan lancar.
BACA JUGA:16 Kabupaten Kota di Jatim Rawan Longsor dan Banjir
“Deputi Bidang Penanganan Darurat, Mayjen TNI Budi Irawan sudah hadir di sana hari ini, membawa dukungan logistik dan peralatan” jelas Suharyanto.
Personel gabungan menyisir area terdampak longsor untuk mencari puluhan warga yang masih hilang. Proses pencarian dilakukan secara manual karena kondisi tanah dan cuaca yang tidak stabil.--
Hingga Jumat pukul 11.16 WIB, laporan Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat bahwa tiga warga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara 20 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan diduga tertimbun material longsoran.
Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, Tagana, PMI, TNI, Polri serta relawan dengan total sekitar 200 personel terus melakukan operasi pencarian dan pertolongan.
BACA JUGA:Banjir dan Longsor Terjang Tujuh Wilayah di Bali, 14 Orang Warga Meninggal
Namun kondisi cuaca, tanah yang masih labil, serta minimnya penerangan menjadi tantangan besar bagi tim di lapangan. Kendati demikian, operasi SAR tetap dilanjutkan dengan memperhatikan faktor keselamatan tim.