Cristiano Ronaldo Hadiri Jamuan Gedung Putih Bareng Putra Mahkota Saudi dan Trump

Rabu 19-11-2025,13:19 WIB
Reporter : Salman Muhiddin
Editor : Salman Muhiddin

HARIAN DISWAY - Gedung Putih malam itu bergemerlap. Jas hitam, dasi kupu-kupu, dan kilauan kamera menyambut Cristiano Ronaldo saat ia melangkah masuk ke ruang jamuan kenegaraan. Ini bukan sekadar kunjungan selebritas olahraga. Ini pertemuan antara kekuatan sepak bola, geopolitik, dan ambisi modernisasi sebuah kerajaan.

Di meja yang sama duduk Mohammed bin Salman, putra mahkota Arab Saudi yang kini menjadi arsitek besar transformasi ekonomi negeri minyak itu.

Ronaldo, 40 tahun, adalah wajah paling terkenal dari proyek ambisius itu. Sejak pindah ke Al Nassr, klub yang dikuasai dana kekayaan negara Saudi, ia digaji 200 juta dolar AS per tahun. Angka yang fantastis bahkan untuk standar megabintang.

Tuan rumah malam itu, Donald Trump, menyambut Ronaldo dengan hangat. “Anak saya penggemar berat Ronaldo,” katanya di depan para tamu.

“Dan sekarang dia mungkin sedikit lebih menghargai ayahnya karena saya yang memperkenalkan mereka,” lanjutnya.

BACA JUGA:Cristiano Ronaldo Kena Kartu Merah Saat Portugal Takluk 0-2 dari Irlandia, Kedua Pelatih Adu Argumen

BACA JUGA:Rating Pemain Portugal Usai Takluk dari Irlandia 2-0: Cristiano Ronaldo Merah, Lini Belakang Goyah

Jamuan ini bukan sekadar pesta. Ini panggung diplomasi. Trump menyebut Saudi sebagai “sekutu non-NATO utama,” meski masa lalu kerajaan itu masih dihantui pembunuhan Jamal Khashoggi. Namun Trump, dengan khasnya, bergeming: “Things happen.”

Ronaldo sendiri datang dengan pesan yang jauh lebih lunak. Bulan lalu, ia tampil di acara Kementerian Pariwisata Saudi, mempromosikan visi 2034, ketika Riyadh berharap menjadi tuan rumah Piala Dunia. Ia bahkan pernah menyebut putra mahkota sebagai “bos kami” dalam wawancara dengan Piers Morgan.

Kehadirannya di Washington kali ini bukan tanpa konteks. Sejak 2016, ini kunjungan pertamanya ke Amerika Serikat. Di antara sorotan kamera, bayang-bayang kasus dugaan pemerkosaan di Las Vegas 2009 sempat menghantui.

Tapi jaksa AS memutuskan tak cukup bukti untuk menuntut. Ronaldo pun membantah tegas. “Pemerkosaan adalah kejahatan keji yang bertentangan dengan semua yang saya percaya,” ujarnya.

Di balik gemerlap ini, ada strategi yang lebih besar.  “Saudi berinvestasi besar-besaran pada figur dan acara populer untuk menempatkan kerajaan di peta global,” ujar Sanam Vakil, perwakilan Chatham House.

Ronaldo adalah bagian dari strategi itu, seperti Elon Musk yang juga hadir malam itu, setelah berbulan-bulan berseteru dengan Trump.

BACA JUGA:Irlandia vs Portugal 2-0: Cristiano Ronaldo Kena Kartu Merah, Selecao Das Quinas Tumbang

BACA JUGA:Cristiano Ronaldo Pastikan Piala Dunia 2026 Jadi Turnamen Terakhirnya

Kategori :