HARIAN DISWAY - Di tengah gelombang disinformasi dan meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan untuk memanipulasi informasi, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menegaskan pemerintah tidak boleh kalah dalam perang narasi. Untuk itu, Komdigi selalu mendorong strategi baru kolaborasi pemerintah–media melalui program bertajuk “MediaConnect: Menguatkan Relasi, Menyatukan Narasi”. Acara digelar di Surabaya, Rabu, 19 November 2025.
Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) tersebut melibatkan ratusan aparatur Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) dari seluruh Indonesia. Baik secara daring maupun luring.
Di depan para peserta bimtek, Plt. Direktur Ekosistem Media Komdigi, Farida Dewi Maharani, menegaskan bahwa situasi ekosistem media kini masuk ke fase paling rumit dalam dua puluh tahun terakhir. “Teknologi telah mengubah pola masyarakat mencari informasi. Kini siapa pun bisa memproduksi konten, dan tidak semuanya kredibel. Dengan AI, batas antara konten asli dan manipulatif makin kabur,” kata Dewi.
Dewi menambahkan, relasi pemerintah dan media tidak lagi bisa bersifat transaksional. “Pemerintah membutuhkan media untuk menjaga kredibilitas informasi, sementara media membutuhkan akses dan data akurat. Karena itu relasi kita harus bersifat kemitraan strategis,” ujarnya.
BACA JUGA:Komdigi Perketat Aktivasi SIM Prabayar, 1 NIK Buat 3 Nomor
BACA JUGA:Komdigi Ungkap 65 Persen Pengguna Seluler Terima Scam Seminggu Sekali
Ia juga menegaskan bahwa spektrum media kini lebih luas. Tidak lagi sekadar media arus utama, tetapi juga content creator, influencer, homeless media, hingga komunitas digital yang membentuk opini publik.
Situasi tersebut sebelumnya juga pernah disampaikan Menkominfo RI Meutya Hafid dalam berbagai kesempatan. Dalam laporan resmi Kominfo tahun 2024, Menkominfo menyoroti bahwa penyebaran hoaks selama tahun tersebut mencapai ribuan temuan. Terutama di sektor politik, sosial, dan kesehatan.
“Arus disinformasi makin terorganisasi dan memanfaatkan teknologi. Karena itu, penguatan literasi dan kapasitas aparatur pemerintah menjadi sangat penting,” kata Menkominfo sebelumnya.
Temuan ini memperkuat urgensi program MediaConnect sebagai upaya memperbaiki kualitas hubungan pemerintah dan media.
MediaConnect Komdigi Latih ASN Pahami Media di Era Disrupsi Digital.-Ekosistem Media/Kemkomdigi-
Selain Farida Dewi Maharani yang menyajikan materi Sinergi Pemerintah dan Media dalam Komunikasi Publik, hadir juga pemateri lain Niken Widi Hapsari. Praktisi komunikasi itu menyampaikan materi tentang Strategi Pengelolaan Relasi Media.
Keduanya sepakat bahwa pemerintah harus membangun kolaborasi yang adaptif terhadap algoritma media sosial, transparan, dan berbasis data.
Niken juga mengingatkan bahwa banyak aparatur pemerintah belum memahami ekosistem kerja media. “Aparatur harus paham ritme newsroom dan karakter tiap platform. Media tidak bekerja dengan pola birokratis, sehingga pemerintah perlu menyesuaikan pola komunikasi,” ujarnya.
Karenanya, Komdigi menekankan bahwa aparatur tidak cukup hanya menyampaikan informasi formal, tetapi harus mampu merumuskan narasi yang kuat, relevan, dan mudah dipahami publik.