BACA JUGA:Jamaah Umrah Dewangga Tuntaskan Tawaf Wada, Nikmati Museum Al Amoudi sebelum Pulang
BACA JUGA:Perampokan Kilat di Museum Louvre, Pencuri Gasak 9 Bagian Mahkota dalam 7 Menit
Dengan satu klik atau sentuhan, pengunjung diajak “menaiki” jalur landai untuk melihat objek-objek yang dipamerkan. Seluruh struktur spiral itu ditempatkan dalam sebuah bola raksasa yang berdiri di atas lanskap bukit buatan.
Di dalam galeri, patung, topeng, dan artefak lain dipajang mengambang di atas plint silinder. Atau digantung pada panel-panel persegi panjang.
Nuansa futuristik berpadu dengan sentuhan naratif. Menciptakan ruang yang menekankan perenungan terhadap perjalanan sebuah artefak, dari konteks budaya asal hingga statusnya yang kini hilang atau diperdebatkan.
Kéré menjelaskan bahwa desain museum virtual tersebut terinspirasi dari pohon baobab, yang dianggap sebagai pusat kehidupan dalam banyak komunitas Afrika. Juga menjadi simbol ketahanan.
BACA JUGA:Perampokan Besar di Museum Louvre, Koleksi Bersejarah Raib dalam 7 Menit
Karya seni melayang di atas pilar-pilar kecil berbentuk lingkaran di Museum of Stolen Cultural Object.-UNESCO-The Architect's Newspaper
“Meski pameran virtual ini tidak dapat menggantikan keberadaan fisik karya-karya tersebut, setidaknya ia mengembalikan akses fundamental dan memperkuat advokasi untuk pemulangan mereka,” ujar Kéré dilansir Dezeen.
Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, turut menegaskan pentingnya inisiatif itu ketika museum tersebut diperkenalkan kepada publik pada September lalu di Barcelona.
“Di musem ini setiap karya dipresentasikan sebagai eksplorasi mendalam terhadap dunianya sendiri, juga terhadap gerakan budaya dan sosial saat karya itu lahir,” ujarnya.
Dengan peluncuran museum virtual tersebut, UNESCO berharap dapat membuka percakapan baru tentang warisan budaya dunia, mengembalikan memori kolektif yang hilang, serta menguatkan komitmen global dalam memerangi perdagangan ilegal artefak budaya.
BACA JUGA:Museum, Jembatan Masa Lalu dan Masa Kini: Refleksi Hari Museum Nasional 12 Oktober
BACA JUGA:5 Koleksi Paling Ikonik di Museum Nasional yang Perlu Diketahui
Melalui ruang digital yang imersif dan inovatif, museum itu menjadi jembatan menuju keadilan budaya dan pelestarian sejarah umat manusia. (*)