Sementara itu, Budi memaparkan arah kebijakan nasional terkait penguatan layanan bank mata dan ketersediaan jaringan donor.
BACA JUGA:Akibat Kebakaran, RS Mata Undaan Gunakan Administrasi Pasien Manual
BACA JUGA:Djadi Galajapo dan Meliana Rayakan HUT Ke-35 Pernikahan dengan Gerakan Donor Organ
SEBF 2025 juga mendatangkan sejumlah pakar nasional. Mereka datang dari Bank Mata Indonesia, Cornea Donation, Center RSMU, Bank Mata RSCM, Bank Kornea RS Sardjito, PERDAMI, Lions Eye Bank, dan Bank Mata Bali.
Para narasumber memaparkan capaian, tantangan, dan inovasi dari unit bank mata, serta strategi meningkatkan kesadaran donor kornea.
Mereka juga membagikan pendekatan yang mereka lakukan lewat jalur budaya, kolaborasi global, dan peningkatan kemampuan rumah sakit dalam program Hospital Cornea Recovery Program (HCRP).
“Selama ini, masalahnya memang banyak dan perlu sosialisasi terkait donor kornea mata. Kita juga masih perlu dukungan dari pendonor kornea. Kita harus meningkatkan bank kornea,” ujar Drs. Arif Afandi, M.Si.
BACA JUGA:MYZE Hotel Sumenep Gelar Donor Darah dan Pemeriksaan Mata Gratis
BACA JUGA:PT Bhirawa Steel dan PMI Surabaya Gelar Donor Darah
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan bahwa penanganan soal bank mata memiliki aspek teknis maupun kultural. Emil berharap dengan adanya SEBF 2025, kesadaran tentang donor mata semakin meningkat.
“Siapa pun nanti yang dipanggil oleh Yang Maha Kuasa, punya kesempatan untuk menolong orang lain melalui donor kornea. Mudah-mudahan banyak pihak yang mempelajari bahwa peluang berbuat baik ini bisa membuat pendonor dan keluarga senantiasa siap,” paparnya. (*)