Air Hujan Surabaya Tercemar Mikroplastik, Eri Minta Warga Berhenti Bakar Sampah

Minggu 23-11-2025,18:23 WIB
Reporter : Edi Susilo
Editor : Mohamad Nur Khotib

“Tapi kalau warga masih tetap memakai plastik ya sama saja. Untuk itu dibutuhkan kesadaran warga bersama,” tegas Eri.

BACA JUGA:Bahaya Mikroplastik di Balik Teh yang Anda Minum

BACA JUGA:Ecoton Ungkap 5 Teh Celup Ternama Mengandung Mikroplastik, Apa Risikonya bagi Kesehatan?

Ia bahkan meminta warga untuk tidak ragu menegur langsung ketika melihat tetangga membakar sampah atau masih menggunakan plastik berlebihan.

“Kalau ada yang bakar sampah, ya tegur, matikan apinya. Begitu pula, jika ada yang membawa kantong plastik, ya diingatkan.”

Penelitian mikroplastik yang memantik respons ini dilakukan di lima titik. Semuanya menunjukkan kontaminasi. Pakis Gelora berada di posisi paling kritis.

“Dan semua lokasi penelitian terbukti tercemar mikroplastik,” kata Shofiyah dari Growgreen.

BACA JUGA:Ecoton Beri Edukasi Bahaya Mikroplastik ke 600 Siswa SDIT El Haq Sidoarjo

BACA JUGA:Ungkap Bahaya Mikroplastik, Program Makan Bergizi Gratis Diminta Tak Gunakan Kemasan Plastik

Adapun penyebab tingginya kadar mikroplastik di Pakis Gelora berkaitan erat dengan aktivitas pembakaran sampah, kedekatan dengan pasar tradisional, serta tingginya lalu lintas kendaraan.

Dari sisi ilmiah, kombinasi faktor tersebut menjadi “mesin produksi” mikroplastik yang terus-menerus mencemari udara dan kembali meresap ke lingkungan melalui hujan.

Respons Eri menunjukkan bahwa pemerintah melihat isu mikroplastik sebagai alarm serius mengenai pola hidup masyarakat kota. 

Tanpa perubahan perilaku, regulasi formal tidak cukup untuk menghentikan aliran mikroplastik yang kini bahkan telah menyusup ke air hujan. (*)

Kategori :