BACA JUGA:Festival Hanyi di Tiongkok, Tradisi Hangat untuk Mengenang Leluhur
Keberadaan forum seperti itu kerap disebut sebagai “whole‑process people’s democracy”: partisipasi publik di setiap tahap konsultasi lokal.
Di Gubei Civic Center, aktivitas lintas budaya jadi bagian rutin. Ada Klub Opera Kunqu, Gubei Mingxing Art Troupe, dan ruang baca untuk anak-anak dan orang dewasa. Total, pusat ini merangkul 22 organisasi sosial budaya, dengan sekitar 56 proyek layanannya.
Sebagai contoh integrasi budaya, ada salon seni, pengalaman kopi, dan sesi membaca buku cerita anak. Ruang baca bahkan dilengkapi area teka-teki LEGO untuk anak-anak.
Bukan hanya itu: museum lokal juga mendatangkan pameran ke sini. Contohnya, pada 2023, Shanghai Museum menampilkan pameran grafis arkeologi di lantai atas Civic Center.
PAPARAN SEJARAH GUBEI di Guubei Civic Center, Shanghai, Tiongkok.-Doan Widhiandono-
Pendekatan ini memperkuat rasa “rumah” bagi semua warga, tanpa membedakan asal negara.
Gubei Civic Center menjadi tolok ukur bagaimana pemerintah lokal bisa menyajikan layanan publik modern dan inklusif. Changning—distrik tempat Gubei berada—mendorong pembangunan “lingkaran layanan 15 menit”. Dalam radius dekat, warga bisa mengakses semua fasilitas dasar.
Lebih jauh, pada April 2025, dibuka service station khusus komunitas asing. Mereka punya sembilan kategori layanan: bantuan sosial, lansia, anak, disabilitas, kewarganegaraan, dan urusan kematian atau pernikahan.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa pemerintah setempat ingin hidup sehari-hari warga internasional di Gubei semudah dan senyaman mungkin. (*/bersambung)