Guru sebagai Arsitek Peradaban

Selasa 25-11-2025,22:27 WIB
Oleh: Suraji*

MOMENTUM peringatan Hari Guru Nasional 2025 dengan tema Guru Hebat, Indonesia Kuat menjadi pengingat penting bahwa masa depan bangsa tidak dapat dilepaskan dari peran guru sebagai arsitek peradaban. 

Tema itu menegaskan bahwa kekuatan Indonesia di masa depan sangat bergantung pada kualitas guru hari ini –guru yang hebat, inovatif, berkarakter, dan memiliki komitmen kuat dalam membangun generasi penerus bangsa.

Tidak ada satu pun peradaban besar dalam sejarah yang berdiri tanpa peran guru. Mereka mungkin tidak selalu tercatat dalam buku sejarah atau tampil di panggung politik, tetapi dari tangan merekalah lahir manusia-manusia besar yang membangun dunia. 

BACA JUGA:Hari Guru Nasional 25 November, Sejarah, Tema, dan Susunan Upacara Resmi

BACA JUGA:Mendikdasmen Naikkan 150 Ribu Kuota Beasiswa Guru dan Tunjungan Honorer di 2026!

Guru adalah arsitek senyap yang meletakkan fondasi nilai, mengukir kerangka berpikir, dan merancang peradaban jauh sebelum masyarakat itu mengenali dirinya sebagai bangsa yang maju. 

Di tengah derasnya transformasi digital dan perkembangan teknologi, peran guru menjadi makin menentukan.

Guru adalah pencipta fondasi peradaban. Apa yang mereka tanamkan kepada peserta didik hari ini akan menentukan bentuk masyarakat di masa depan. Guru membentuk etika dan moralitas melalui keteladanan yang hidup dalam keseharian. 

BACA JUGA:5 Tantangan Profesi Guru di Tahun 2025

BACA JUGA:Rakernas Dewan Pendidikan: Hapus Rapor Nilai SD, Tambah Wajib Belajar, hingga Cegah Kriminalisasi Guru

Nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, rasa tanggung jawab, kedisiplinan, serta empati tidak diajarkan lewat buku, tetapi diwujudkan melalui sikap dan keputusan sederhana di ruang kelas maupun di luar sekolah.

Selain sebagai pembentuk etika, guru memegang peran vital sebagai penjaga kebudayaan. Mereka memastikan bahwa tradisi, nilai luhur, dan identitas sebuah bangsa tidak hilang digerus modernitas. 

Kebudayaan hanya dapat hidup jika terus ditafsirkan, diajarkan, dan dipraktikkan. Gurulah yang menjaga napas itu tetap mengalir dari generasi ke generasi.

Namun, guru tidak hanya menjaga tradisi. Mereka juga menggerakkan inovasi. Dalam konteks pendidikan hari ini, guru dituntut untuk kreatif dan adaptif. 

Mereka harus memanfaatkan teknologi, memodifikasi metode pembelajaran, dan menciptakan materi ajar yang menarik dan mudah dipahami. 

Kategori :