HARIAN DISWAY - Prinsip hidup Gatot Soebroto sederhana. “Pasrahkan dan yakinlah bahwa Tuhanmu selalu membersamaimu."
"Tugas kita sebagai manusia hanya menjalankan apa yang sudah digariskan-Nya. Jangan pernah bilang enggak bisa dan tidak mungkin, tetapi jangan pernah juga merasa bahwa kesuksesan kita adalah hasil usaha kita. Keberhasilan dan kesuksesan kita tak lain adalah izin dan pemberian dari-Nya,” urai kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur tersebut.
Memang, tak sedikit kita jumpai orang yang sudah menyerah duluan dengan mengatakan tidak bisa saat dirinya belum memulai apa-apa. Pun tak jarang kita temui orang yang jumawa menganggap keberhasilan yang dicapainya murni berkat usaha dirinya --seolah tak ada kekuatan Yang Mahakuasa yang menjadi penentunya.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan General Manager China Datang Overseas Investment Co. Ltd (CDTO) Cheng Yongzhuo: Yi Ren Wei Ben
Padahal, banyak sekali pencapaian besar dalam sejarah manusia, lahir bukan melulu dari kehebatan orangnya, tetapi juga dari kengototan mereka untuk tidak menyerah sekalipun dihadapkan pada pelbagai keterbatasan dan kegagalan.
Namun, kegigihan saja tidaklah cukup untuk mengantarkan kita pada kesuksesan --kecuali kalau Anda tidak percaya eksistensi Tuhan atau kekuatan transendental yang entah dengan apa Anda menyebutnya.
Senyampang kita yakin akan keberadaan Tuhan, maka kita perlu menjaga keseimbangan dengan mengakui bahwa usaha adalah kewajiban manusia, tapi hasil adalah wilayah Tuhan; kerja keras adalah bentuk ikhtiar, tapi keberhasilan adalah izin dan karunia-Nya.
Pandangan begitu bukan untuk mengecilkan nilai perjuangan, melainkan untuk menjaga hati dari arogansi. Sebab, sebagaimana yang filsafat Stoisisme ajarkan, ada banyak hal yang berada di luar kuasa kita (outside our power).
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Pengusaha Maher Algadri: Ying Nian Zao Shi
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Dokter Spesialis Dermatologi dan Venereologi Liana Verawaty: Zhi Shu Da Li
Kesehatan, kesempatan, lingkungan yang mendukung, bahkan orang-orang yang ditempatkan di sekitar kita, merupakan beberapa dari sekian banyak variabel yang tidak dapat kita kontrol itu.
Intinya, seperti dinyatakan Zhuge Liang, ahli strategi perang nan brilian zaman Tiongkok kuno, “谋事在人，成事在天” (móu shì zài rén, chéng shì zài Tiān): manusia hanya bisa mengikhtiarkan, hasil akhirnya tetaplah Tuhan yang memutuskan. (*)