HARIAN DISWAY - Prinsip hidup Happy Salma, aktris sekaligus founder Titimangsa, sederhana. Yakni, “Selalu maju ke depan, memaafkan, dan mensyukuri.”
Ribuan tahun silam, Xun Kuang 荀况 juga menyemangati kita untuk “锲而不舍” (qiè ér bù shě): terus berusaha, pantang menyerah.
Sebab, terang filsuf Konfusianis masyhur yang lahir pada sekitar 310 tahun sebelum Kristus tersebut, “Kalau berhenti berikhtiar, kayu yang sudah lapuk pun tidak akan bisa dipatahkan; kalau tidak berhenti berikhtiar, emas yang keras pun akan bisa diukir” (锲而舍之,朽木不折;锲而不舍,金石可镂).
Dalam artian, sukses atau tidaknya kita, bergantung pada seberapa gigih kita mengusahakannya.
Mereka yang punya privilege mungkin memang akan jauh lebih instan keberhasilannya dibandingkan dengan kita yang tidak memiliki apa-apa.
Tak masalah. Asalkan kita berjalan di jalur yang benar, misalnya bukan tak henti-hentinya ke barat padahal tujuan kita ke timur, kelak kita pasti akan sampai ke destinasi yang kita tuju. Semua butuh proses, dan ini jelas akan menuntut “kesabaran revolusioner”.
Sebagaimana yang Xun Kuang juga umpamakan, “Kuda terbaik pun, tak akan bisa sekali lompat langsung sejauh sepuluh langkah; kuda terburuk pun, bila berlari selama sepuluh hari, akan jauh jua” (骐骥一跃,不能十步;驽马十驾,功在不舍).
Dalam proses melangkah itu, memaafkan menjadi kunci pembebasan. Dengan memaafkan —baik memaafkan orang lain yang merintangi atau bahkan menyerobot kita, maupun memaafkan kecerobohan atau kesalahan diri sendiri— kita memberi ruang bagi kedamaian untuk tumbuh.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan General Manager China Datang Overseas Investment Co. Ltd (CDTO) Cheng Yongzhuo: Yi Ren Wei Ben
Kedamaian, kalau menurut Taoisme, juga bisa didapat dengan banyak-banyak bersyukur. Karena, salah satunya, bersyukur akan membantu kita mengalihkan fokus dari apa yang hilang kepada apa yang masih tersisa; dari apa yang gagal kepada apa yang masih bisa diperbaiki untuk dijadikan fondasi ke langkah berikutnya. (*)