Pembangunan Ulang Kelenteng Poo An Kiong Blitar Rampung, Pengurus Gelar Ritual Pembersihan

Kamis 04-12-2025,08:00 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Juga pada dua hari sebelum ritual pembersihan, Xs. Endang bersama pengurus Poo An Kiong membawa sejumlah tanah yang diambil dari kelenteng tersebut. Kemudian dibawa ke Candi Simping yang ada di Blitar.


Dua barongsai berfungsi sebagai tolak bala dalam ritual pembersihan di Kelenteng Poo An Kiong, Blitar.-Guruh D.N.-

"Istilahnya kami meminta izin pada Raden Wijaya, Raja Majapahit yang didharmakan di Candi Simping. Tanah yang dibawa adalah simbol kehadiran. Bahwa kami akan membuka kembali Poo An Kiong sebagai tempat ibadah," ujar Xs. Titis.

BACA JUGA:Jelang Imlek, Kelenteng Boen Bio Gelar Cisuak sebagai Tolak Bala

BACA JUGA:Ksatria Barongsai Surabaya Meriahkan Perayaan Festival Bulan Purnama di Kelenteng Sanggar Agung, Surabaya

Setelah dari Candi Simping, tanah itu dibawa ke Gua Tan Tik Sioe Sian di kawasan Rejotangan, Tulungagung. Gua itu dipercaya sebagai tempat pertapaan Romo Murti, leluhur yang pernah berjasa bagi masyarakat. Maksudnya pun sama: memohon izin. 

Tahap berikutnya adalah mengembalikan tanah itu ke Poo An Kiong. Barulah dilakukan ritual pembersihan tersebut.

Selain bersembahyang, ritual tersebut menyertakan pementasan barongsai. Sebelum bermain, Ws. Liem berdiri di depan hio lo atau tempat pedupaan. Lokasinya berada di bagian paling depan di lantai 2 kelenteng.

Para pemain barongsai kemudian berbaris. Ws. Liem mengusap satu per satu kening mereka dengan abu yang diambil dari hio lo. Setelah melakukan doa sejenak, Liem mengomando para pemain barongsai untuk segera berpentas. 

BACA JUGA:Festival Bulan Purnama Kembali Digelar di Kelenteng Sanggar Agung Kenpark, Ini Dia Wujud Percampuran Budayanya

BACA JUGA:Buka Bersama di Kelenteng Tjoe Tiek Kiong, Wawali Pasuruan Adi Wibowo Ingatkan Harmonisasi Umat Beragama

Musik bertalu dimainkan. Mulailah kedua barongsai tersebut mengitari tiap sudut bangunan. Dari lantai satu hingga lantai dua. Ws. Liem dibantu Panji turut berkeliling. Memercikkan air beras dari wadah tersebut menggunakan daun kelor.

Tak ada yang luput. Semua titik disucikan. Dibersihkan dari segala hal yang bersifat negatif. Bahkan hingga gerbang pintu masuk. 

Pada setiap titik, seorang pemain barongsai memanggul kawannya. Gerakan itu membuat barongsai tampak seperti menari sembari menggapai-gapai bagian atas. Itulah gerakan khas untuk melakukan penyucian.


Panji Waskito (kiri) dan Ws Liem Tiong Yang dalam prosesi pembersihan Kelenteng Poo An Kiong, 3 Desember 2025.-Guruh D.N.-Harian Disway

Anda sudah tahu, dalam tradisi Tionghoa, barongsai lazim digunakan sebagai sarana penyucian. "Cleansing. Sekaligus blessing. Menyucikan dan memberkati. Dengan barongsai dan tata cara sembahyang ini, ritual pembersihan dapat lebih maksimal," ungkap Ws. Liem.

Kategori :