Pembangunan Ulang Kelenteng Poo An Kiong Blitar Rampung, Pengurus Gelar Ritual Pembersihan

Kamis 04-12-2025,08:00 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Guruh Dimas Nugraha

BLITAR, HARIAN DISWAY - Pada 2021, Poo An Kiong mengalami kebakaran hebat. Insiden itu mengakibatkan seluruh bangunan hangus tak tersisa. 

Pada Desember 2025, kelenteng tertua dan satu-satunya di Blitar itu telah rampung dibangun kembali. Jika ditotal, pembangunan ulang tersebut memakan waktu selama 3 tahun.

Setelah rampung, tahap pertama yang dilakukan pengurus kelenteng adalah ritual pembersihan. Upacara itu berlangsung pada 3 Desember 2025. 

Xs. Endang Titis Bodro Triwarsi, pemuka agama Konghucu di kelenteng tersebut mengatakan, “Prosesi ini ditujukan untuk menetralisir energi negatif. Dibersihkan, disucikan. Sehingga yang ada dalam bangunan ini hanyalah energi positif.”

BACA JUGA:Kelenteng Boen Bio Surabaya Gelar Bakti Sosial Tahunan, Bantu Warga Sekitar

BACA JUGA:Fakta Menarik Tentang Kelenteng Kwang Sing Bio: Destinasi Liburan Imlek

Ritual pembersihan itu menghadirkan Ws. Liem Tiong Yang, rohaniwan Konghucu dari kelenteng Boen Bio, Surabaya. Ritus tersebut cukup unik. Sebab, menyertakan kearifan lokal setempat. 


Prosesi pembersihan bangunan baru Kelenteng Poo An Kiong Blitar. Tampak dua barongsai sebagai bagian dari ritual tersebut.-Guruh D.N.-

“Ada doa yang dibacakan dengan Bahasa Jawa. Juga piranti yang khas dari kultur setempat. Seperti daun kelor, air cucian beras, dan lain-lain. Itu semua kami pergunakan,” ungkap Ws. Liem.

Dalam tradisi Jawa, piranti daun kelor dan air cucian beras biasa digunakan masyarakat untuk menyingkirkan energi negatif. Selain itu, doa bahasa Jawa yang dibacakan adalah “Kalacakra.”

Doa tersebut fungsinya sama. Yakni untuk menghilangkan energi negatif. Baik dalam diri maupun di suatu tempat. Maka, dalam persembahyangan, doa dibacakan secara bersamaan oleh dua orang.

BACA JUGA:Endang Titis Bodro Triwarsi, Rohaniwan Konghucu Bersuku Jawa (1) : Penasaran Resep Sukses Warga Tionghoa

BACA JUGA:Endang Titis Bodro Triwarsi, Rohaniwan Konghucu Bersuku Jawa (2) : Perempuan Jawa yang Dikagumi Umat Tri Dharma

Doa Konghucu secara umum dibacakan oleh Ws. Liem. Sedangkan Kalacakra dibacakan oleh Panji Waskito.

“Kala artinya waktu, cakra artinya roda. Maknanya, segala yang buruk pada akhirnya akan dibersihkan oleh waktu,” ujar Panji.

Kategori :