Tentu, CNOOC juga punya jejak di Indonesia. Dalam presentasi itu ditunjukkan, CNOOC ikut mengelola Blok Tangguh yang terletak di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Sejak 2008, mereka juga punya andil dalam pengelolaan Blok Selat Madura.
Dalam konteks kerja sama energi, Tiongkok melihat Indonesia bukan sebagai pasar, melainkan sebagai mitra jangka panjang.
Kami pun mendapatkan penjelaskan bahwa kiprah CNOOC di negara-negara itu tidak semata-mata bisnis. Sebagaimana perusahaan lainnya, mereka juga punya program CSR yang menyasar masyarakat setempat. Misalnya, bantuan kemanusiaan, pengentasan kemiskinan, dukungan untuk suku-suku asli, manajemen rendah karbon, hingga pengelolaan pendidikan.
SUASANA PERTEMUAN dengan para jurnalis CIPCC di kantor CNOOC.-Doan Widhiandono-
Narasi itu menunjukkan tekad CNOOC untuk menavigasi dunia yang sedang berubah. Perusahaan energi besar harus berpindah dari sekadar pemompa minyak menjadi inovator solusi energi. Dan mereka jelas ingin menunjukkan bahwa transformasi itu telah dimulai.
Di akhir kunjungan, kami diajak mengunjungi laboratorium CNOOC. Nah, aturan dalam kunjungan itu sangat ketat. Kami harus memakai jas laboratorium yang berwarna putih itu. Handphone juga harus disimpan dalam loker kecil.
Laboratorium itu menunjukkan bahwa CNOOC tidak sekadar perusahaan minyak. Mereka tidak cuma meneliti kandungan dan kadar minyak untuk dieksplorasi. Tetapi juga bagaimana minyak itu bisa diolah menjadi produk lain. Termasuk plastik hingga busa ringan yang berguna untuk interior mobil.
BACA JUGA:Festival Hanyi di Tiongkok, Tradisi Hangat untuk Mengenang Leluhur