- Platform video seperti YouTube mengalami gangguan akses yang menurut para ahli merupakan bentuk throttling yang disengaja. Namun, Kremlin menyalahkan Google karena tidak merawat perangkat keras di Rusia.
- VPN, yang sering digunakan warga untuk menghindari blokir, juga kerap menjadi sasaran pemutusan.
BACA JUGA:Ukraina Dapat 100 Jet Rafale F4 dari Prancis untuk Perkuat Pertahanan Hadapi Serangan Rusia
BACA JUGA:Rusia Gempur Kyiv dengan Serangan Besar-Besaran, Tewaskan 4 Warga Sipil
Pada musim panas tahun ini, pemerintah memperketat lagi akses internet dengan memutus koneksi seluler di banyak wilayah.
Meski diklaim sebagai upaya mengantisipasi serangan drone Ukraina, para pakar menilai tindakan tersebut merupakan langkah lanjutan untuk mengendalikan komunikasi publik.
Di sejumlah daerah, pemerintah bahkan menerapkan “daftar putih” situs dan layanan yang diizinkan tetap berjalan selama pemadaman.
Serangan Terhadap Aplikasi Pesan
Selain media sosial, aplikasi pesan juga menjadi target utama kebijakan pembatasan itu. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah bertindak agresif terhadap platform komunikasi terenkripsi dan populer:
BACA JUGA:Pertempuran Sengit di Pokrovsk: Rusia Klaim Kuasai Wilayah, Ukraina Bantah Terkepung
BACA JUGA:Rusia Tegaskan Kontrak Pembelian Jet Tempur Sukhoi Su-35 Belum Batal
- Pada 2024, Signal dan Viber diblokir.
- Tahun ini, pemerintah melarang panggilan melalui WhatsApp, aplikasi pesan paling populer di Rusia, serta Telegram, yang menjadi kompetitor terdekatnya. Keduanya dituding digunakan untuk aktivitas kriminal.
Dalam waktu yang sama, pemerintah gencar mempromosikan aplikasi pesan “nasional” bernama MAX. Platform itu diposisikan sebagai pusat komunikasi dan layanan daring pemerintah. Termasuk layanan pembayaran.
Namun, platform itu diduga kuat sebagai alat pengawasan. Karena tidak menggunakan enkripsi end-to-end dan menyatakan siap memberikan data pengguna kepada otoritas kapan saja.
BACA JUGA:Harga BBM Pertamina Hari Ini Naik di Sejumlah Daerah Imbas Sanksi AS ke Rusia
BACA JUGA:Purbaya Gandeng Hacker Lulusan Rusia, Perbaiki Sistem Coretax yang Bermasalah