Saksi tetangga di kasus cewek AI, 12, membunuh ibu kandungnyi, Faizah Soraya Ayu, 42, bersaksi mengejutkan. Saksi: ”Anak itu (AI) paling ramah di sini. Dia juga berprestasi di sekolah. Mungkin dia membunuh karena emaknya cerewet.” Tapi, anak membunuh ibu tetap tidak normal.
SAKSI itu bicara kepada wartawan dan ogah identitasnya disebutkan. Sepertinya ia berkata jujur. Namun, kesaksiannya secara tidak langsung membela pelaku. Tidak etis. Pembunuhan kejahatan terkejam. Apalagi, anak membunuh ibu, super-kejam.
Indikasi bahwa ucapan saksi jujur dikaitkan dengan unggahan medsos pelaku AI. Di situ dia mengunggah momen dia juara beberapa lomba di sekolah.
BACA JUGA:Ibu Dibunuh Putri Kandung dengan 20 Tusukan di Medan: Pelaku Lihat Kakak Diomeli
BACA JUGA:Pacar Disekap Delapan Bulan, Dibunuh di Medan: Contoh Pacaran Toxic
Antara lain, dia juara II lomba tahfidz kategori SD pada 2021. Dia juara III lomba mewarnai tingkat SD pada 2021. Dia ikut lomba hafalan doa dan ayat suci Al-Qur’an. Juga, ikut lomba pianika tingkat nasional, tapi tidak juara.
AI ternyata kelas VI SD di Medan (bukan SMP seperti dikatakan saksi kepala lingkungan setempat, tiga hari lalu). Saksi tetangga: ”Badannya memang tinggi, lebih dari 160 sentimeter. Padahal, masih kelas VI SD.”
Soal kesaksian bahwa korban ibu yang cerewet dikuatkan keterangan suami korban sekaligus ayah kandung AI, Alham Siagian. Pada beberapa menit setelah Alham tahu istrinya meninggal di rumah mereka di Jalan Dwikora 1C, Medan, Rabu dini hari, 10 Desember 2025.
BACA JUGA:Kisah Tragis Cewek Cerdas, Dibunuh Suami Sendiri
BACA JUGA:Cewek Cilacap Dibunuh Om-Om di Hotel: Beda Perspektif Seksual
Orang pertama yang mengetahui korban Ayu terkapar di ranjang berdarah-darah adalah anak sulung perempuan korban. Anak itu berteriak histeris. Membuat tetangga berdatangan dan masuk kamar melihat kondisi Ayu. Lalu, seorang tetangga melapor ke kepala lingkungan setempat, Tono.
Tono mendatangi rumah tersebut, disilakan masuk kamar, dan ia melihat kondisi Ayu. Kemudian, Tono bertanya kepada Alham, mengapa bisa begitu?
Tono: ”Bapaknya (Alham) mengatakan bahwa semalam (malam sebelum tragedi) ibunya memarahi si anak sulung. Dan, dia (pelaku) melihat itu. Mungkin pelaku sakit hati dan tidak sengaja membunuh.”
BACA JUGA:Pembunuhan Pria di Cilincing Diungkap Polisi: Mati karena Berebut Cewek
BACA JUGA:Pembunuh Cewek Open BO