Imbas Penyakit Kuku dan Mulut, Pasar Daging Sapi Ikut Lesu
PEDAGANG daging sapi Umi Hanifah membuka lapak di dekat Rumah Potong Hewan Surabaya.-Safitri Riyanti-Harian Disway-
SURABAYA, DISWAY.ID -- Pedagang Daging Pegirian Surabaya Umi Hanifah melamun siang kemarin. Tak ada satu pun pembeli yang mampir. Daging di lapaknyi masih berjibun. Sudah sepekan belakangan banyak yang takut makan daging.
”Setiap hari jual satu ton. Ini masih sisa 5 kuintal,” ujar pedagang asal Madura itu.
Dia mengeluhkan santernya berita tentang penyakit mulut dan kuku pada sapi dan kambing di Jatim. Banyak pelanggan tetap yang mengurangi belanja hariannya. Terutama tukang bakso atau restoran yang menjual olahan daging.
Harga daging di lapaknya tergolong lebih murah ketimbang harga daging di pasar tradisional lain. Maklum lapaknya berada di balik dinding Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya. Pusat daging Surabaya ada di sana.
Satu kilogram daging dengan kualitas terbaik dijual Rp 120 ribu per kilogram. Sedangkan daging kualitas kedua dijual Rp 100 ribu.
Harga tersebut juga lebih murah ketimbang daerah lainnya. Daging di Banyuwangi, Nganjuk, Situbondo, Tuban, dan Kota Batu sudah di atas Rp 130 ribu.
Dirut RPH Fajar Arifianto Isnugroho mengatakan, jumlah sapi yang di potong di RPH tetap 150 ekor per hari. Namun ia melihat pedagang masih kesulitan memasarkan produknya. ”Banyak yang kemakan informasi tidak benar,” kata Fajar saat ditemui di ruang kerjanya.
RPH juga berkoordinasi dengan Pemkot Surabaya untuk menyosialisasikan bahwa daging di Surabaya aman dari virus. Salah satu caranya adalah kampanye lewat medsos. Salah satu hal yang ditekankan adalah virus tersebut tidak menular ke manusia.
Sapi yang masuk ke RPH juga melalui pengawasan ketat. Sampel sapi juga diperiksakan di Pusat Veteriner Farma Jatim. Hasilnya semua negatif. Semua hewan yang masuk ke RPH juga harus disertai Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal.
“Kami juga tidak mengambil sapi dari daerah yang sudah terkonfirmasi positif,” lanjut mantan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pusat itu. Menurutnya semua langkah tersebut sudah cukup untuk meminimalkan penularan.
Fajar juga memantau pemotongan hewan setiap malam. Ia memastikan bahwa semua SOP sudah dijalankan jajarannya. “Tadi malam sampai jam dua pagi,” ujarnya.
Rabu (11/5/2022), bertambah satu daerah yang terjangkit PMK di Jatim. Sehingga menjadi lima daerah. Yaitu Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Lamongan, dan terakhir Lumajang. Ribuan ekor sapi mendadak lumpuh.
”Virus ini morbiditasnya tinggi. Daya tularnya nyaris seratus persen,” ungkap Guru Besar Fakultas Hewan Universitas Airlangga Prof Mustofa Helmi Effendi saat dikonfirmasi Rabu (11/5/2022).
Virus tersebut mampu menyerang dengan cepat. Begitu satu ekor terpapar, sapi lain dalam satu kandang pun akan terpapar dalam waktu singkat. Maka PMK pun dikategorikan sebagai penyakit strategis menular.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: