Selesai, Kisah Perselingkuhan yang Bikin Senam Jantung
RUMAH TANGGA Broto rusak berkat kehadiran Anya (Anya Geraldine, kiri) sebagai orang ketiga. Dialog yang tajam dan visual artistik membuat film ini masuk daftar wajib tonton. (foto: imdb)
Tone berwarna kuning yang disuguhkan dari awal menjadikan film berkesan yang kelam. Gloomy. Biasanya para sineas menggunakan warna ini sebagai lambang kecemasan dan perasaan tidak aman. Seperti Birdman, karya sutradara Alejandro G. Inarritu yang memenangkan Film Terbaik Oscar 2015.
Nah, ruangkan serba kuning dalam Selesai menguatkan ketidakstabilan mental yang dialami para tokohnya. Penyajian warna ini membantu memanipulasi suasana hati penonton sesuai keinginan pembuat film.
Adegan-adegan dalam Selesai juga tidak seperti film Indonesia pada umumnya. Terdapat adegan dewasa yang diselipkan. Gading dengan berani memainkan adegan tanpa busana yang cukup mengagetkan. Cukup hot untuk ukuran film Indonesia. Kira-kira mirip dengan film Gading sebelumnya, Love For Sale, yang fenomenal itu.
Sinematografi film ini perlu diacungi dua jempol. Teknik zoom-in dan zoom-out yang digunakan Tompi menghindarkan penonton dari rasa bosan. Apalagi hampir seluruh adegan dalam film ini dilakukan di satu tempat, yaitu rumah pasangan Broto dan Ayu.
Sajian gambar yang artistik dan bernuansa remang-remang juga membuat Selesai menjadi semakin bernyawa. Dialog antartokoh yang begitu kuat dan pengambilan gambar yang apik membuat penonton tercengang.
Kekurangannya, beberapa scene terakhir terkesan dibuat dengan tergesa-gesa. Penulisannya kurang oke. Padahal di dekat sanalah klimaks film berada. Hal itu menimbulkan rasa kurang puas karena kurangnya penjelasan tentang nasib parah tokoh di akhir cerita. Ending seperti itu baru oke kalau film ini dirancang untuk dibuatkan sekuelnya.
Akhir cerita film bertema perselingkuhan biasanya sangat mudah ditebak dan klise. Namun, Selesai berhasil menepis anggapan ini dengan plot twist yang sangat membekas. Saking membekasnya, sampai pendapat fans di media sosial terpecah. Ada yang menyebut plot twist-nya oke. Tapi banyak juga yang mengamuk dan mencaci Tompi. Berasa dibohongin. Hehehe…
Tapi memang ending film seperti itu sangat jarang ditemukan. Apalagi dalam film yang ber-genre drama. Sayangnya, film berbayar ini ditayangkan secara terbatas. So, jangan sampai kelewatan. Yuk, buruan nonton untuk merasakan keseruannya! (Retna Christa-*)
*) mahasiswa UGM, penggemar film, wartawan magang Harian Disway
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: