Daulat Gula
Lewat langkah korporasi itu, seluruh pabrik gula di bawah pabrik gula akan di-spin off. Pemisahan bisnis dan sebagian kekayaan untuk entitas perusahaan baru. Jika dulu PTPN gula menangani hulu dan hilir, hilirnya yang akan dipisahkan.
Dengan hadirnya PT SGN, diharapkan upaya mendongkrak produksi gula nasional menjadi lebih terarah. Sementara itu, PTPN gula yang ada selama ini lebih fokus untuk menangani tanam tebu di lahan milik sendiri maupun milik rakyat.
Tentu transformasi perusahaan gula milik BUMN itu memerlukan perjuangan keras. Sebab, secara internal, PTPN gula selama ini mempunyai beban warisan yang tidak ringan. Mulai beban utang sampai kultural.
Jika beban-beban tersebut bisa diatasi dengan spin off itu, saya yakin kedaulatan gula bagi bangsa ini bukan hanya impian. Setidaknya BUMN bisa menjadi penjaga ketahanan pangan gula sekaligus menjadi pemain utama dalam negeri.
Saya pernah berkeliling ke sejumlah pabrik gula milik pemerintah Tiongkok. Itu sepuluh tahun lalu. Negeri dengan penduduk besar tersebut juga sedang membenahi pabrik gulanya. Caranya bagaimana?
Mereka mematikan pabrik gula yang kapasitas produksinya di bawah 20 ribu TCD alias ton cane per day. Sehingga menjadikan pabrik skala besar itu makin efisien. Juga, membenahi pola tanam, mulai pembibitan sampai kualitas tebunya.
Dalam praktiknya, dengan beragam pabrik gula milik BUMN selama ini, terjadi ”perang” antarmereka dalam perebutan bahan baku. Belum lagi harus bertarung dengan pabrik gula swasta yang memiliki kemampuan cash flow lebih kuat karena mengolah gula impor.
Saya pun menganggap langkah korporasi BUMN gula itu sangat strategis. Setidaknya akan lebih mampu mengonsolidasikan aset-aset pabrik yang bertebaran menjadi pabrik besar yang lebih efisien. Tidak saling memakan antarsaudara sendiri.
Nah, bisakah perusahaan baru yang merupakan hasil spin off pabrik gula seluruh PTPN di Indonesia itu memenuhi target produksi 3,7 juta ton sesuai target swasembada gula? ”Bisa,” jawab Direktur PT SGN Aris Toharisman.
Apalagi kalau langkah korporasi PTPN holding itu diikuti dengan kebijakan pemerintah sebagai pemegang sahamnya. Kebijakan untuk menjadikan PT SGN sebagai pelaksana program kedaulatan gula mendatang. Dengan memberikan penugasan untuk juga mengolah gula impor secara proporsional.
Dalam hal mengolah gula impor, selama ini BUMN gula masih terkesan menjadi anak tiri. Ia dituntut untuk membina petani, tapi tidak mendapat asupan cukup dalam kuota gula impor. Pabrik gula swasta malah yang mendapat reward banyak dalam kuota.
Rasanya masih diperlukan sinergi yang lebih kuat antara BUMN gula dan pemerintah sebagai pemegang saham. Selain memperbaiki kinerja dengan berbagai langkah korporasi, diperlukan kebijakan khusus berupa penugasan mengolah gula impor secara proporsional.
Jika itu dilakukan, kedaulatan pangan di bidang kebutuhan bahan pokok gula pasti akan jadi kenyataan. Tentu hal tersebut menjadi tugas kita bersama. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: