Main Api, AS Tepercik di Kabul
Setelah Soviet runtuh (terpecah-belah), tentaranya meninggalkan Afghanistan, yang perang saudara lagi. Taliban lahir di sana pada 1990-an. Dan, pada 1994 Taliban menguasai Afghanistan.
Sampai, muncul serangan teror ke AS (Washington dan New York) pada 11 September 2001, terkenal dengan tragedi 9/11. AS menyimpulkan, pelakunya kelompok Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden yang dilindungi Taliban.
AS minta Taliban menyerahkan Bin Laden, tapi ditolak. Pada November 2001 tentara AS menyerbu Taliban. AS menang dalam perang tiga pekan. Taliban menyingkir ke perbatasan Pakistan. Sesekali melancarkan serangan gerilya.
Selama 20 tahun AS di sana, sampai penarikan pasukan, Mei 2021. Lalu, Taliban balik lagi, menguasai Afghanistan. Dalam perjanjian damai AS-Taliban di Doha, Qatar, 2020, Taliban menyatakan tidak lagi mendukung Al-Qaeda dan berjanji tidak akan menyerang warga AS di Afghanistan.
Setelah Taliban sepenuhnya menguasai Afghanistan, sekitar 7.000 tentara AS diturunkan untuk menjemput pengungsi. Khususnya warga AS dan Afghanistan yang pernah membantu AS.
Akhirnya, terjadilah serangan dua bom di Bandara Kabul. Setelah AS mengangkut sekitar 100 ribu orang dari Bandara Kabul dalam sepekan terakhir.
Dari 13 orang AS yang tewas, 11 Marinir, 2 petugas kesehatan.
Jenderal Marinir AS Frank McKenzie, kepala Komando Pusat militer AS, dalam jumpa pers, Jumat, mengatakan:
”Kami percaya, itu adalah keinginan mereka. Untuk melanjutkan serangan ini. Dan kami berharap serangan itu berlanjut - dan kami melakukan segala yang kami bisa untuk bersiap.”
Pernyataan McKenzie sama kerasnya dengan Presiden Biden. Intinya, mereka berniat membalas kematian 13 tentara AS itu.
Jadi, rumah besar Afghanistan akan terus terbakar. Bintang tamu AS tetap bermain api di sana. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: