Tahap I Kawasan Industri Halal Sidoarjo Hampir Sold Out

Tahap I Kawasan Industri Halal Sidoarjo Hampir Sold Out

TAHAP pertama pembangunan Kawasan Industri Halal (KIH) Sidoarjo hampir rampung. Pengerjaan sebanyak 38 unit itu terhitung cepat. Dikerjakan sejak pertengahan Juni lalu, kini, tinggal tahap penyelesaian untuk beberapa unit.

Pengawas proyek Mudji Santoso yakin bisa merampungkannya akhir bulan ini. Termasuk bangunan kantor, musala, dan laboratorium halal. Sekarang juga sedang dalam tahap pengerjaan. ”Mungkin tidak sampai akhir bulan sudah bisa selesai,” jelasnya kemarin (2/9).

Lalu, bagaimana dengan penjualannya?

Direktur KIH Sidoarjo Adi Tedja Surya pun optimistis. Sekarang, 22 unit laku. Sudah dilakukan pembayaran uang muka. Dan beberapa unit sudah ada yang mengincar. Ia memprediksi dua bulan lagi seluruh unit tahap pertama bisa terjual habis.

Menurutnya, penjualan unit tersebut bisa lebih cepat dan lebih banyak. Namun, sempat terkendala karena adanya PPKM. Beberapa perusahaan yang mengincar tidak bisa meninjau ke lokasi.

“Banyak yang menanyakan, tapi karena PPKM enggak bisa ke sini,” jelas Adi. Sejumlah unit tersebut memang dibeli oleh perusahaan-perusahaan di sekitar Sidoarjo. Misalnya, Jombang, Malang, Kediri, dan Surabaya. Ia berharap KIH bisa berkontribusi dalam pengembangan industri kecil menengah (IKM).

Fokus utama penjualan tersebut memang untuk IKM. Dan akan terus disesuaikan dengan pasar. Pada tahap kedua nanti bakal dibangun 38 unit lagi. Jadi, total bakal ada 76 unit. Pihaknya juga sudah bekerja sama dengan berbagai instansi untuk kegiatan promosi. Misalnya, dengan Disperindag dan Dinas Koperasi dan UMKM Jatim. “Itu mengacu planning awalnya. Kami semua optimistis akhir tahun bisa terjual semua,” ujar Adi.

Kasi Pengembangan Industri Disperindag Jatim Ririn Afriandari mengatakan, KIH Sidoarjo bakal mulai beroperasi tahun depan. Tentu, menunggu 38 unit tahap awal itu sudah punya pemiliknya. Setelah itu, pembangunan tahap kedua segera dikerjakan.

Promosi juga terus digencarkan. Meski sejauh ini sangat terbatas. Yakni dengan mengundang banyak IKM melalui zoom meeting. Namun, Ririn juga yakin penjualan unit bisa cepat. “Kalau saya lihat progres di lapangan, saya optimistis tahun depan bisa beroperasi secara total,” jelasnyi.

Bahkan, awal tahun, 38 unit tahap pertama sudah diizinkan untuk beroperasi. Meski penggarapan laboratorium halal belum tuntas. Sehingga untuk keperluan laboratorium akan dialihkan sementara ke Laboratorium LPPOM MUI di Bogor.

Proses pembuatan MoU dengan MUI sudah selesai. Kini, alat-alat laboratorium pun sudah dipesan dari luar negeri. Tinggal menunggu kedatangannya saja. ”Lab itu nanti buat mengurus sertifikasi halal. Gedung lab hampir selesai,” ungkapnyi. (Mohamad Nur Khotib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: