Mulai Sulit Hubungi Kawan di Pansjhir
Faktor geografis Pansjhir sangat menguntungkan penduduk di tempat itu. Lokasinya berada di pegunungan. Jalan masuknya hanya ada sebuah jalan kecil. yang diapit oleh sungai. ”Faktor ini yang menyulitkan Taliban masuk,” kata Ayub.
Tempat itu merupakan pertahanan terakhir bagi penduduk yang tidak mau tunduk pada Taliban. Tapi sekuat apapun perlawanan, Pansjhir lambat laun mulai diduduki Taliban.
Banyak rekan Ayub yang tinggal di Pansjhir. Ia sering bertukar kabar dengan rekannya di sana. Namun sudah seminggu ini, ia tidak bisa lagi menghubungi rekannya. Sebab Taliban memutuskan listrik dan telekomunikasi di provinsi itu.
Wayoritas warga Pansjhir berasal dari suku Tajik. Satu suku dengan Ayub. Terakhir, ia mendapat kabar bahwa Taliban telah membunuh warga sipil di sana. Korbannya berasal dari Desa Badkhul dan Malaspa. Totalnya 30 nyawa melayang karena aksi Taliban. ”Menurut saksi mata, Taliban melakukan genosida di Pansjhir,” ujar ayah satu anak itu.
LUKA-LUKA yang dialami Nematullah Naqdi (kiri), jurnalis koran Etilaat Roz, setelah berjam-jam ditahan oleh Taliban. Naqdi ditangkap karena meliput aksi protes para perempuan di Kabul.
(Foto: WAKIL KOHSAR-AFP)
Ayub menduga ada motif balas dendam Taliban terhadap Pansjhir. Sebab povinsi itu, yang sering melawan Taliban sejak 25 tahun lalu. Ia juga mendapat kabar bahwa jurnalis ditangkap Taliban. Yakni setelah mereka meliput aksi protes perempuan di Kabul pada Selasa (7/9). ”Kabarnya mereka juga menyiksa jurnalis,” kata dosen luar biasa Unair itu. (Andre Bakhtiar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: