Harga Ayam Tembus Rp 56 Ribu Per Kilogram, Malaysia Stop Ekspor hingga Akhir Juni

Harga Ayam Tembus Rp 56 Ribu Per Kilogram, Malaysia Stop Ekspor hingga Akhir Juni

Ayam-ayam di peternakan Temerloh di negara bagian Pahang Malaysia pada 31 Mei 2022. Malaysia akan menghentikan ekspor 3,6 juta ayam sebulan mulai 1 Juni hingga harga ayam stabil. -Mohd RASFAN / AFP-

Krisis daging ayam di Malaysia makin menggila. Harga Ayam dalam satuan kilogram dijual hingga 17 ringgit atau setara Rp 56.440 (kurs Rp 3.320/ringgit) kemarin, 3 Juni 2022. Harga itu jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) pemerintah yang sebesar 8,90 ringgit atau Rp 29.548 per kilogram.

Kenaikan terjadi setelah pemerintah Malaysia menghentikan ekspor 3,6 juta ayam utuh sejak 1 Juni lalu. Kala itu harganya masih 12 ringgit. Atau setara nyaris Rp 40 ribu. 

Singapura yang menggantungkan pasokan ayam dari Malaysia ikut terimbas. Mereka mengandalkan impor ayam beku sebagai pengganti ayam utuh dari Malaysia. 

Kabinet Malaysia memutuskan untuk memperpanjang masa larangan ekspor hingga akhir Juni. 

Langkah itu sejalan dengan pengumuman Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob bahwa subsidi ayam akan dialihkan dari peternak ke masyarakat. Terutama rumah tangga berpenghasilan rendah yang mewakili 40 persen penduduk Malaysia.

“Pada Juli, harga ayam dan telur akan terangkat dan diserahkan kepada kekuatan pasar. Pada saat yang sama, pemerintah akan memberikan bantuan tunai langsung kepada rumah tangga berpenghasilan rendah," kata Menteri Perdagangan dan Konsumen Dalam Negeri, Alexander Nanta Linggi seperti dikutip dari The Straits Times.

Nanta mengatakan larangan ekspor akan dicabut jika situasi pasokan ayam sudah terkendali. “Jika pemerintah yakin pasokan untuk konsumsi dalam negeri mencukupi, maka pelarangan mungkin tidak lagi diperlukan,” tambahnya.

Pemerintah Malaysia sudah menawarkan subsidi ke produsen ayam dengan harga 60 sen per kilogram. Sebagian besar tidak diklaim, karena nilainya terlalu kecil. Subsidi tidak akan cukup selama HET masih 8,9 ringgit.

Pemerintah Malaysia telah menyisihkan anggaran sebesar Rp 2,3 T untuk menutupi subsidi itu. Karena tidak diambil, maka subsidi dialihkan ke konsumen. (Esther Larosa)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: