Dubes RI di Singapura: Kasus Melonjak, Tidak Ada RS Penuh

Dubes RI di Singapura: Kasus Melonjak, Tidak Ada RS Penuh

Termasuk RS darurat?

Rumah sakit isolasi darurat justru sempat dibongkar karena hampir satu setengah tahun gak ada kasus. Sekarang sudah dibangun lagi. Masing-masing kapasitasnya 250 bed. Ada satu lagi di sekitar Changi sedang dibangun. Intinya, pemerintah berupaya maksimal agar pasien bisa cepat sembuh saat isolasi. Sehingga tidak sempat dirawat di RS.

 

Bagaimana rata-rata kondisi pasien disana saat ini?

Kasus mereka ringan-ringan saja. Pemerintah Singapura melihat bahwa salah satu faktornya adalah vaksinasi sudah mencapai 83 persen dosis lengkap. Bahkan September awal kemarin sudah booster. Jadi gejala pasien tidak sampai berat.

 ROBOT Xavier mengawasi warga Singapura dalam menerapkan protokol kesehatan. (Foto: Straitstimes)

Lalu, bagaimana langkah yang diambil selanjutnya untuk penanganan ini?

Membatasi aktivitas masyarakat. Misalnya, untuk menjaga anak sekolah, bakal diberlakukan home based learning untuk siswa kelas 1 sampai 5 sekolah dasar. Mulai 27 September mendatang sampai kira-kira dua minggu.

 

Bagaimana dampak lonjakan itu ke Indonesia?

Saya kira tidak ada dampaknya. Karena serangan varian delta juga masuk ke sana sekitar Juni-Juli lalu. Sekarang di Indonesia sedang fokus pada varian Lambda dan MU. Di Singapura baru varian delta. Orang-orang Singapura sendiri juga gak ada yang pergi ke Indonesia. Kalau orang Indonesia yang mau ke sini harus menyertakan hasil negatif tes PCR. Ditambah lagi sekarang di Indonesia bandara untuk penerbangan internasional sudah dibatasi. Hanya boleh di dua bandara. Dan yang datang dari luar negeri harus karantina 8 hari. Saya kira aman. Karena sama-sama saling menjaga dan menjalankan aturan. (Mohammad Nur Khotib)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: