Pigai dan Cuitannya
SEREMPETAN POLITIK
Ada yang out of topic di kasus ini. Kasus yang bisa masuk ranah hukum itu mendadak menyimpang ke politik.
Di grup-grup WhatsApp beredar pesan gambar dengan foto Puan dan tulisan, begini: "Pigai Sengaja Digunakan oleh Puan untuk Menghancurkan Ganjar dan Jateng."
Pesan WA itu beredar di beberapa grup WA sejak Sabtu (2/10). Di situ ada foto Pigai. Juga, foto Ketua DPR RI Puan Maharani yang mengenakan kebaya merah. Jelas, itu mengarah politik. Tepatnya, wacana capres PDIP yang bakal maju Pilpres 2024.
Wartawan konfirmasi ke Pigai. Ia langsung membantah.
Pigai: "Saya tidak suka PDIP, tapi menghormati Ibu Mega, menghargai pribadi Ibu Puan. Seumur hidup saya tidak pernah ketemu, bahkan salaman."
Dilanjut: "Saya kritik tidak ada kaitan dengan PDIP, capres. Saya kritik untuk ketidakadilan terhadap rakyat Papua. Kecuali kalian inginkan kita hidup sendiri di wilayah masing-masing antarpulau, dan itu pilihan kalian karena kalian yang mulai dengan gempuran rasis."
Elite PDIP Hendrawan Supratikno juga dikonfirmasi wartawan Minggu (3/10). Ia berkata begini:
"Apa perlu ditanggapi? Apakah kita mau diperbodoh, dianggap bodoh, atau menyebar virus kebodohan? Apakah kebodohan pantas diberi tempat dalam orkestrasi kita membangun etika demokrasi dan peradaban bangsa yang lebih maju?"
Intinya, Pigai dan pihak PDIP sama-sama membantah, bahwa itu strategi politik.
Rapotnya, seumpama kasus itu benar bermuatan politik. Maka, jadi tidak sesederhana yang diduga orang. Bakal rumit. Walau, informasi ke publik sudah dibantah kedua pihak.
Kerumitan bakal di penyidikan. Kalau seandainya kasus itu disidik. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: